Seperti apa sajian sahur di rumah Anda?
Apakah sajian sahur dipersiapkan ribet dengan menyiapkan menu sahur yang dihitung betul kandungan nilai gizi nya? Ataukah sahur sekadar bangun, makan masakan yang ada dan tinggal dihangatkan.
Idealnya, sahur itu memang harus dipersiapkan. Baik disiapkan bangun jam berapa, dan juga disiapkan menu sehat yang telah memenuhi standar gizi. Namun, meski dipersiapkan, tidak seharusnya sahur itu ribet. Terpenting, sajiannya sehat dan bisa disiapkan dengan mudah.
Sebenarnya, sajian yang sehat untuk menu sahur itu seperti apa?
Dikutip dari Tribunnews yang dilansir dari Khaleej Times, Ahli Gizi Klinis di Burjeel Hospital, Abu Dhabi, Rahma Ali mengatakan, menu terbaik untuk sahur adalah yang mengandung indeks glikemik rendah. Baik sahur dan berbuka, harus seimbang menu makanannya. Seimbang dalam artian mengandung item dari masing-masing kelompok makanan, seperti sayuran, sereal, daging, produk susu, dan buah-buahan.
"Sahur harus sehat agar menyediakan energi yang cukup untuk bertahan selama berjam-jam puasa. Penting bahwa makanan yang Anda konsumsi membuat Anda terhidrasi, jadi perhatikan baik-baik pilihan makanan selama sahur," ujar ahli gizi Rahma Ali seperti dikutip dari https://wow.tribunnews.com/2018/05/16/beberapa-makanan-yang-baik-dikonsumsi-saat-sahur-dan-yang-harus-dihindari-untuk-sahur.
Dulu, saya tidak terlalu perhatian pada sajian sahur. Bagi saya, terpenting, menu sahur yang disajikan hangat sehingga nyaman dikonsumsi di saat pagi buta. Karenanya, tidak jarang saya bersantap sahur dengan mie instant goreng plus tempe atau telor. Plus teh hangat. Jangan lupa air putih.
Kebiasaan sahur saya berubah sejak merasakan sahur bersama istri mulai awal menikah tahun 2011 silam. Saya hampir tidak pernah lagi bersantap sahur dengan mie instan. Sebab, selalu ada masakan istri yang menjadi sajian sahur.
Malam setelah sholat tarawih, istri selalu bertanya perihal menu apa yang diinginkan untuk sajian sahur. Saya selalu menjawab: "apa saja boleh ma, yang penting ada sayurnya dan ndak ribet masaknya".
Oleh istri, sajian sahur yang disiapkan ternyata tidak jauh dari saran pakar gizi yang saya sebutkan di atas. Selalu ada sayur dalam menu sahur kami. Terkadang aneka tumisan seperti kangkung atau kecambah, lalu oseng-oseng sawi atau pokcoy. Bisa juga sekadar kangkung atau kubis yang dikukus.
Sementara untuk lauknya ada daging ayam yang terkadang digoreng atau dikemas ayam kecap ataupun ayam kari. Atau bila lebih simpel, ada telur yang siap digoreng jadi omelet ataupun direbus. Tentunya, yang tidak boleh dilupakan: sambal. Jadi, sajiannya sehat karena memenuhi gizi dan menyiapkannya tidak perlu ribet. Terpenting, kami lahap dengan sajian sahur seperti itu.