Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Piala Asia 2019 antara Inovasi AFC dan Perang Bintang Pelatih

Diperbarui: 5 Januari 2019   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marcello Lippi, melatih Timnas Tiongkok di Piala Asia 2019/Foto: Sportskeeda


Mudah membayangkan betapa bahagianya menjadi suporter Timnas Vietnam, Filipina dan Thailand sekarang ini. Mulai akhir pekan ini, tiga negara Asia Tenggara tersebut akan tampil di "panggung gemerlap" Piala Asia 2019 yang digelar di Uni Emirat Arab. Sabtu malam nanti, pesta sepak bola Asia ini akan dibuka dengan pertandingan antara tuan rumah Uni Emirat Arab melawan Bahrain.

Filipina, Thailand dan Vietnam akan menjadi bagian sejarah dari Piala Asia yang dikemas sesuai kemasan era kekinian. Ya, AFC memang telah melakukan beberapa terobosan demi membuat gelaran Piala AFC 2019 menjadi lebih menarik.  

Salah satunya dengan menambah jumlah peserta. Bila di Piala Asia sebelumnya hanya melibatkan 16 tim, kini menjadi 24 tim. Dengan penambahan jumlah peserta, negara-negara yang jarang tampil di Piala Asia, tentunya bisa lebih bersemangat untuk bisa lolos.

Piala Asia 2019 juga akan memberlakukan penggunaan video assistant referee (VAR) untuk kali pertama. Sebelumnya, VAR sudah diterapkan di Piala Dunia 2018 lalu. Tim-tim seperti Arab Saudi, Iran dan Korsel, bakal 'bernostalgia' dengan VAR yang sempat membuat mereka merana di Piala Dunia lalu.

Inovasi lainnya, mulai Oktober 2018 lalu, AFC mengizinkan penerapan empat kali pergantian pemain. Hanya saja, pergantian pemain keempat hanya boleh dilakukan saat babak tambahan waktu. Artinya, pergantian empat kali ini hanya berlaku di babak eliminasi atau knock out. Selain itu, Piala Asia 2019 juga tidak lagi mempertandingkan pertandingan perebutan tempat ketiga bagi dua tim yang kalah di semifinal.

Dan, yang terakhir, tim juara Piala Asia 2019 nantinya akan meraih trofi baru yang lebih keren. Ya, sejak kali pertama penyelenggaraan pada 1956, AFC akhirnye mengubah desain trofi Piala Asia. Sampean yang ingin tahu bagaimana kerennya trofinya, silahkan 'mengetuk pintu' google.

Trofi Piala Asia 2019 dengan desain baru/ Foto: Twitter @WE_global

Nah, terlepas dari beragam inovasi yang telah dibuat untuk lebih menghidupkan Piala Asia 2019, turnamen empat tahunan berusia 63 tahun ini juga bakal lebih seru dengan adanya pelatih-pelatih top yang ikut tampil. Ada beberapa nama pelatih top yang pernah menangani tim di Piala Dunia yang akan saling beradu strategi di Piala Asia 2019.

Memang, secara usia, para pelatih top tersebut sudah berada di luar masa kejayaannya. Sukses mereka di masa lalu hanya tinggal kenangan. Namun, nama besar mereka tetap saja bisa membuat Piala Asia 2019 lebih menarik dan kompetitif

Ambil contoh nama Alberto Zaccheroni. Pelatih asal Italia berusia 65 tahun ini kini melatih tim tuan rumah Uni Emirat Arab (UEA). Dia sudah melatih UEA sejak Oktober 2017 lalu. Selama kariernya sebagai pelatih, Zaccheroni pernah melatih tim top Italia, AC Milan. Dia bahkan pernah membawa Milan jadi juara Liga Italia pada tahun 1999. Namun, pencapaian terbesarnya adalah saat melatih Jepang pada 2010-2014 dan membawa negara tersebut lolos ke Piala Dunia 2014.

Kini, UEA berharap Zaccheroni bisa membawa mereka berprestasi di Piala Asia 2019. Minimal untuk mengulangi pencapaian di tahun 1996 saat mereka menjadi finalis ketika berstatus tuan rumah Piala Asia 1996. Hingga kini, itu menjadi pencapaian tertinggi UEA di Piala Asia. Sebagai tuan rumah Piala Asia 2019, UEA berada di Grup A bersama Bahrain, India dan Thailand.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline