Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Pelajaran Hidup dari Kisah Nahas Julen Lopetegui

Diperbarui: 1 November 2018   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Julen Lopetegui, dipecat Real Madrid setelah sebelumnya juga dipecat Timnas Spanyol/Foto: Ghanasoccernet.com

"Di jagad sepak bola saat ini, tiada pelatih yang bernasib lebih nahas dari Julen Lopetegui. Ia telah kehilangan dua jabatan termashyur dalam jeda empat bulan, terakhir dipecat dari Real Madrid".

Begitu Harian Kompas mengawali tulisan 'sarat pesan' berjudul "Elegi Lopetegui di Real" edisi hari ini. Tulisan yang juga substansinya mirip dengan ulasan dari Busy Buddiesng berjudul "The Sad Tale of Julen Lopetegui: Sacked From The Two Jobs Which He Likely Always Dreamed of Having" pada 30 Oktober kearin.

Dua tulisan yang patut menjadi perenungan. Ada banyak pelajaran hidup yang bisa dipungut dari kisah nahas Lopetegui ini. Karena memang, kita bisa belajar dari pengalaman manis atau pahit yang dialami oleh orang lain. Apa saja?

Pentingnya berkomunikasi

Julen Lopetegui sebenarnya pelatih hebat. Tampilnya Spanyol di Piala Dunia 2018 juga tidak lepas dari jasanya. Dia mampu membawa Spanyol meraih hasil bagus selama babak kualifikasi. Namun, ada sikapnya yang tidak layak dicontoh. Yakni perihal bagaimana menjaga kepercayaan orang lain.

Kita tahu, kasus Lopetegui "meledak" jelang Spanyol mengawali penampilan di Piala Dunia 2018 silam. Itu setelah Real Madrid mengumumkan Lopetegui sebagai pengganti Zinedine Zidane yang mundur usai membawa klub itu juara Liga Champions tiga kali berturut-turut.

Pengumuman ini yang membuat presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Luis Rubiales, marah besar. Dan, Lopetegui pun dipecat tanpa menunggu gelaran Piala Dunia selesai. Dalam sebuah wawancara, Rubiales ingin memperjelas batas antara salah dan benar. Dia ingin Timnas Spanyol memiliki kepemimpinan kuat.

Meski, media Spanyol menyebut pemecatan itu merupakan buntut dari "main belakang" nya Lopetegui dan Real Madrid. Baik Lopetegui maupun Real sama sekali tidak pernah berbicara pada RFEF perihal keputusan itu. 

Ya, mungkin ceritanya akan lain andai dulu Lopetegui bicara baik-baik kepada RFEF perihal tawaran Real Madrid kepada dirinya dan juga keinginannya untuk melatih klub tenar tersebut.

Fokus pada pekerjaan sekarang

Lebih keren mana, melatih tim hebat seperti Spanyol di Piala Dunia (dan masuk kandidat juara) atau melatih Real Madrid? Lopetegui punya jawaban jelas terhadap pertanyaan itu. Bagi pelatih berusia 52 tahun ini, kesempatan melatih Real Madrid merupakan "opportunity of a lifetime".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline