Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi rupanya punya cara inovatif dalam mempromosikan Asian Games 2018 agar lebih menggaung di masyarakat. Menteri asal Bangkalan, Madura ini 'menyulap' akun Instagramnya layaknya 'posko aduan' yang menerima laporan ataupun curhatan masyarakat perihal perkembangan olahraga tanah air.
Seperti pada 11 Mei lalu, Imam Nahrawi membuat sayembara berhadiah jaket Asian Games keren yang jadi hits setelah dipakai Presiden Jokowi. Sayembaranya mudah. Netizen hanya diminta untuk menyampaikan pertanyaan lewat tagline TanyaINaja dengan tagar #tanyaINaja. IN merupakan inisial nama pak menteri gaul ini. Nantinya, pertanyaan terpilih akan mendapat jaket ekslusif dan langsung dijawab lewat video.
Ada banyak pertanyaan yang disampaikan warganet. Dari mulai pertanyaan serius seperti bagaimana progres persiapan Asian Games yang akan digelar di Jakarta pada bulan September mendatang, hingga pertanyaan menggelitik seperti rahasianya pak menteri bisa senyum setiap hari.
Namun, pertanyaan yang paling banyak disampaikan adalah perihal mengapa kejuaraan bergengsi bulutangkis kini tidak disiarkan oleh TV nasional. para badminton lovers (BL) tanah air, menjadikan kesempatan itu untuk lapor sekaligus berharap ada solusi dari pak menteri. Terlebih, kala itu, belum ada kejelasan apakah "Piala Dunia" nya bulutangkis, Piala Thomas/Uber 2018 akan ditayangkan oleh stasiun televisi nasional.
Dan memang, di tahun 2018 ini, para BL lovers tidak lagi dimanja oleh stasiun TV seperti tahun-tahun sebelumnya. Bila di tahun-tahun sebelumnya, Kompas TV dengan tagline "House of Badminton", sangat rajin menayangkan puluhan turnamen Super Series, tahun ini tidak ada lagi privelege seperti itu.
Semakin mahalnya hak siar tayangan langsung bulutangkis salah satunya karena imbas adanya peraturan dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) bahwa stasiun televisi wajib menayangkan dari babak awal hingga babak akhir walaupun pemain Indonesai tidak masuk court TV, membuat stasiun TV rupanya berpikir dua kali. Sebelumnya, Kompas TV biasanya menayangkan mulai babak perempat final. Itupun khusus untuk court TV--semisal dari lima pertandingan, ada pemain Indonesianya.
Bila merujuk pada faktor proximity (kedekatan), pilihan itu masuk akal karena masyarakat Indonesia tentunya ingin menyaksikan pahlawan bulutangkis mereka tampil. Kecuali mereka yang memang benar-benar Badminton Lovers sejati, tentunya siapapun yang main akan ditonton.
Imbasnya, cara paling mudah untuk tetap bisa menikmati pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia tampil adalah melalui live streaming. Tentu saja, tidak semua orang bisa menikmati kemudahan teknologi ini. Apalagi, tidak selalu visualnya cerah seperti tayangan televisi.
Saya pribadi jauh lebih menikmati menonton lewat layar kaca televisi karena bisa melihat tayangan ulang sekaligus hasil keputusan bila ada pemain meminta "challenge" karena ragu shuttlecock masuk atau keluar.
Nah, kemarin, kabar baik itu akhirnya muncul. Ya, setelah sekian lama menunggu kabar stasiun televisi mana yang mendapat hak siar Piala Thomas dan Uber--bahkan sudah hampir putus asa karena turnamen sudah dimulai sejak Minggu (20/5) kemarin, TVRI akhirnya secara resmi menjadi pemegang hak siar Thomas dan Uber Cup.
Seharian, kabar TVRI akan menayangkan perjuangan tim putra/putri Indonesia di Piala Thomas/Uber 2018 itu jadi perbincangan netizen di akun-akun Instagram yang selama ini memang fokus mengelola informasi terkait perkembangan bulutangkis.