Apa sih yang tidak bisa dilakukan klub kaya raya seperti Paris Saint-Germain (PSG). Jangankan mendatangkan pemain-pemain berharga biasa, membeli satu pemain berharga triliunan seperti Neymar pun bisa dilakukan. Apalagi bila sekadar memecat pelatih. Pendek kata, klub kaya mah bebas ngapain aja
Dan, untuk memecat pelatih, PSG bisa melakukannya tanpa perlu menunggu si pelatih gagal total. Tengok saja nasib Unai Emery. Pelatih berkebangsaan asal Spanyol berusia 46 tahun ini dipecat meski PSG sukses meraih gelar dobel di musim 2017/18 ini. Mereka juara Ligue 1 Prancis, juga juara Coupe de France.
Namun, bagi PSG yang sudah kaya raya, gelar lokal dianggap belum cukup. Target mereka adalah memenangi Liga Champions. Dan untuk kompetisi yang memperebutkan trofi bertelinga lebar ini, Emery memang gagal. Singkat cerita, dia dipecat. Dan, awal pekan ini, PSG mengumumkan mantan pelatih Borussia Dortmund, Thomas Tuchel, sebagai pelatih baru mereka dengan kontrak berdurasi dua tahun.
Siapa Thomas Tuchel?
Membaca rekam jejak karier pria kelahiran 29 Agustus 1973 ini, kita bisa berkesimpulan bahwa tak semua pelatih hebat dulunya punya catatat karier hebat sebagai pesepak bola.
Lahir di kota kecil, Krumbach, Tuchel kecil mengawali perkenalan dengan sepak bola di klub lokal, TSV Krumbach junior sebelum pindah ke akademi FC Augsburg pada tahun 1988. Sempat dipromosikan ke tim senior di usia 19 tahun, tetapi dia tidak pernah mendapatkan kesempatan bermain.
Di tahun 1992, Tuchel yang bermain sebagai pemain bertahan, lantas "disekolahkan" ke tim Bundesliga 2 (divisi II), Stuttgart Kickers. Di tim ini, dia tampil biasa saja dan hanya main 8 kali di musim 1992-93. Penampilannya tak kunjung membaik di musim 1993/94 sehingga dicopot dari tim utama Kickers.
Dia lalu bermain untuk tim Divisi III, Regionalliga Sud. Di sini, dia baru 'dihargai' sebagai pemain dengan tampil di 69 laga selama empat musim sebagai bek tengah. Namun, cedera lutut parah di awal tahun 1998 memaksanya pensiun dini sebagai pemain ketika usianya baru 25 tahun.
Piawai Mengasah Potensi Pemain Muda
Dia pun mencoba peruntungan sebagai pelatih. Tuchel mengawali perannya sebagai pelatih di tahun 2000 dengan menjadi pelatih kepala tim U-19 di salah satu klub elit Jerman kala itu, VfB Stuttgart. Tahun 20015, karena dinilai bagus memoles tim muda, Tuchel direkrut FC Augsburg II sebagai koordinattor tim muda. Dua tahun di posisi ini, dia lalu dipercaya menangani tim senior. Di tahun 2009, dia 'naik kelas' melatih klub Bundesliga, Mainz 05 yang tahun itu baru promosi dari Bundesliga 2.
Di Mainz inilah, Tuchel sukses mengorbitkan beberapa pemain muda. Dialah yang menemukan bakat Mario Gomez dan Holger Badstuber. Tuchel pula yang mengendus bakat Andre Schurlee, Adam Szalai dan kiper utama Liverpool saat ini, Loris Karius yang juga hasil didikannya di Mainz 05. Dia pandai memotivasi pemain untuk mengeluarkan potensi terbaiknya.
Kelebihan Tuchel dalam 'menyulap' pemain-pemain muda inilah yang sempat membuat Arsenal kepincut ingin mendapatkannya. Arsenal ingin Tuchel menjadi pengganti Arsene Wenger yang lebih dulu dikenal sebagai jagoan mengorbitkan pemain muda ke tim senior.
Suka Sepak Bola Ofensif