Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Kabar Pahit dari Selandia Baru untuk Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia

Diperbarui: 4 Mei 2018   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fitriani (kiri) dan Ruselli Hartawan, dua pemain tunggal putri tim Uber Indonesia ini tersingkir cepat di turnamen New Zealand Open 2018/Foto: badmintonindonesia.org

Ketika Piala Thomas dan Piala Uber 2018 hanya tinggal hitungan hari, apa yang paling Anda harapkan dari pemain-pemain Indonesia yang akan tampil membela merah putih di "Piala Dunia" nya bulutangkis itu?

Rasanya, harapannya tidak akan jauh dari agar kondisi pemain-pemain Indonesia bugar, segar dan siap tampil di turnamen yang akan mulai digelar pada 20 Mei di Bangkok, Thailand nanti. Jawaban itu tentunya berlaku bagi mereka yang memang tengah serius mempersiapkan diri menuju hari H dengan berlatih dan berlatih.

Namun, bagi pemain-pemain yang masih tampil di turnamen di awal Mei ini, harapan paling masuk akal tentunya agar mereka konsisten bermain bagus dan menemukan pola permainan yang diinginkan. Syukur-syukur bisa menjadi juara yang tentunya akan menjadi pelipat ganda semangat jelang membela negara di Piala Thomas/Uber nanti.

Harapan itu yang disematkan kepada pemain-pemain Indonesia yang mulai awal pekan ini tampil di turnamen New Zealand Open 2018. Ada cukup banyak pemain Indonesia yang turun di lima nomor di turnamen BWF World Tour level Super 300 ini. Termasuk tujuh pemain yang masuk tim Piala Thomas/Uber Indonesia. New Zealand Open menjadi 'pemanasan terakhir' jelang tampil di turnamen sesungguhnya.

Pemain Tim Thomas/Uber Cup Bertumbangan di New Zealand Open 2018

Yang terjadi, kabar pahit justru datang silih berganti sejak turnamen ini memainkan hari pertama babak utama pada Rabu (2/5/2018) lalu. Betapa tidak pahit, baru tanding di putaran 1, dua pemain utama Indonesia, Firman Abdul Kholik di tunggal putra dan Ruselli Hartawan di tunggal putri, malah langsung out. Padahal, baru sehari, nama Firman dan Ruselli diumumkan oleh PP PBSI masuk ke tim Piala Thomas/Uber Indonesia.

Firman Abdul Kholik, tersingkir di babak awal di New Zealand Open 2018/Foto: badmintonindonesia.org

Awalnya saya berharap kabar pahit dari Selandia Baru itu cukup berhenti di situ. Namun, ternyata itu hanya permulaan. Ternyata masih ada sambungannya. Ya, Kamis (3/5/2018) kemarin, kita kembali mendapat kabar pahit dari New Zealand Open. Dua punggawa tim Piala Uber Indonesia, Fitriani di tunggal putri dan pasangan ganda putri, Ni Ketut Mahadewi Istarani/Nitya Krishinda Maheswari, rontok di round 2 dan gagal lolos ke perempat final.  

Dikutip dari bwftournamentsoftware, Fitriani yang menjadi unggulan 3, kalah dari pemain non unggulan asal Tiongkok, Zhang Yiman. Fitriani kalah rubber game, 21-17, 15-21, 21-17 dalam waktu 1 jam 3 menit. Pebulutangkis kelahiran Garut berusia 19 tahun ini gagal menyusul rekannya, Gregoria Mariska Tunjung yang lebih dulu lolos ke perempat final.

Sementara pasangan Ni Ketut Mahadewi Istarani/Nitya Krishinda Maheswari kalah dari ganda putri Korea, Jung Chae-yu/Kim Hye-jeong, juga lewat rubber game 15-21, 21-16, 11-21 dalam waktu 1 jam 9 menit.

Jadi Bahan Evaluasi agar Lebih Siap Menuju Piala Thomas/Uber 2018

Serangkaian kabar pahit tersebut tentunya tidak perlu diratapi berlebihan. Apalagi sampai harus membully pemain-pemain yang sudah berjuang di lapangan. Kalah menang dalam suatu pertandingan itu hal yang biasa. Sudah saatnya pecinta bulutangkis Indonesia bisa dewasa menyikapi kabar pahit seperti ini. Yang rada keren untuk dilakukan adalah mendorong PP PBSI agar lebih maksimal lagi menyiapkan pemain-pemain Indonesia berdasarkan evaluasi kegagalan di New Zealand Open tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline