Apa sih yang Anda harapkan ketika bertamu ke rumah orang? Disuguhi makan minum yang enak atau ada harapan lain?
Rasanya, tidak ada yang lebih diharapkan oleh orang yang bertamu selain sambutan hangat dari Sang Tuan Rumah. Sambutan hangat berupa keramahan sapaan, senyuman bersahabat. Itu yang utamanya. Dan tentunya akan lebih lengkap bila ada jamuan makannya. Komplet deh.
Nah, sambutan hangat seperti itulah yang saya dan juga kawan-kawan Kompasianer rasakan ketika berkunjung ke pabrik Ajinomoto di Mojokerto dalam rangka Kompasiana Visit, Rabu (1/2) kemarin. Mudah sekali menemukan keramahan di sana.
Keramahan dari bapak-bapak karyawan Ajinomoto itu sudah terlihat ketika rombongan Kompasianer dari Surabaya yang dipimpin Mbak Avy Chujnijah dan Pak Mawan Sidharta, tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB. Dari cara bapak-bapak di Ajinomoto menyapa ucapan selamat datang, mempersilahkan msuk ke 'rumah mereka' dan meladeni perbincangan, auranya itu menyenangkan.
Keramahan bapak-bapak di Ajinomoto itu seolah membayar lunas penantian panjang kawan-kawan yang semangat mengikuti acara ini. Memang, hanya butuh waktu satu jam lebih beberapa menit dari Surabaya ke Mojokerto dengan menumpang bus jemputan dari Ajinomoto. Tetapi, hitungan waktu ya tidak hanya satu jam itu.
Saking semangatnya untuk bisa kumpul di Surabaya tepat waktu sesuai kesepakatan (pukul 06.30 WIB), beberapa kawan dari Malang, Batu hingga Kudus, bahkan berangkat dari rumah berbarengan dengan jamnya pedagang sayur berangkat ke pasar. Pagi buta. Toh, ketika tiba di Surabaya, semuanya segar bugar pertanda sudah mandi pagi hehe. Begitu juga kawan-kawan dari Jogja, Pak Ang Tek Khun dan kawan-kawan yang berangkat langsung ke lokasi.
Sebagai tamu, terlebih datang ke sebuah perusahaan, tentunya kita tidak bisa bertingkah semaunya. Ada aturannya. Bahkan, untuk berjalan kaki saja, di kawasan Pabrik Ajinomoto ini sudah disiapkan jalur khusus yang bisa dilalui. Di awal kedatangan, Pak Kholili dari Ajinomoto (ah saya lupa nyatet jabatannya) juga memberitahu kami tentang spot mana saja yang boleh di foto dan mana yang tidak diperbolehkan.
Setelah mendapat sambutan dari Direktur/Kepala Pabrik, Mr M Tanaka, lantas mendengar paparan dari para pemateri yang menyampaikan wawasan perihal produk Ajinomoto hingga Komite Halal di pabrik ini, kami lantas diajak berkeliling melihat langsung pabrik yang sudah berusia hampir lima dekade ini (Ajinomoto berdiri sejak 1969). Melihat langsung ruang kontrol produksi, ruang packaging, mencicipi tetes tebu yang merupakan bahan dasar produk Ajinomoto, juga melihat kolam pupuk cair dari sisa hasil produksi. Setiap masuk ke ruangan, ada alas kaki khusus yang disiapkan untuk para tamu. Jadi tidak boleh asal pakai alas kaki.
Nah, yang bikin seru, tidak hanya berkeliling melihat-lihat, mendengarkan penjelasan dan juga melakukan wawancara, Kompasiana juga menggelar Twitter Competition dan Instagram Competition selama ‘acara puter-puter' di pabrik Ajinomoto. Ada bonus menanti untuk masing-masing tiga pemenang. Saking ramainya, hastag #kompasianavisit, sempat nangkring di urutan dua teratas Twitter di hari itu--di bawah hastag #FebruaryWish.
Usai berkeliling, kami lantas diajak demo masak “Lezat & Praktis dengan AJI-NO-MOTO®” bareng Chef Sarwan. Chef yang namanya ngetop usai ikutan acara kompetisi memasak di televisi ini unjuk kemampuan memasak dua menu khas Surabaya, yakni Lontong Balap dan Bebek Bumbu Merah Pedas.
Tentu saja, kami boleh mencicipi masakan yang kata Chef Sarwan dijamin sedep karena pake Ajinomoto itu. Saya pilih Lontong Balap. Masih panas. Tapi, kami diingatkan bahwa itu baru permulaan. Setelah itu ada jamuan puncaknya: makan siang yang sebenarnya.