“Argentina itu bisa dikalahkan. Mereka juga bisa berbuat salah. Dan kesalahan itu yang akan kami maksimalkan”.
Begitu ucapan pertama Pelatih Amerika Serikat, Juergen Klinsmann ketika sesi jumpa pers jelang pertandingan semifinal Copa America 2016 yang mempertemukan Amerika Serikat (AS) melawan favorit juara, Argentina, Selasa (21/6) malam waktu AS atau Rabu (22/6) pagi waktu Indonesia.
Klinsmann tidak sedang mabuk ketika mengucap kalimat itu. Dia sadar se-sadarnya. Dia juga sadar bahwa Argentina adalah favorit dan tim terkuat di turnamen ini. Dia juga tahu, Argentina punya ‘artis paling terkenal’ di sepak bola bernama Lionel Messi. Artis yang paling ingin dilihat oleh 70 ribu pasang mata yang sudah membeli tiket laga semifinal ini.
Tetapi, Klinsmann juga sadar bahwa sekuat apapun lawan yang akan dihadapi, tidak boleh ada kata minder. Karenanya, dia pun memilih untuk optimistis. Dia memlih untuk membesarkan hati dan mental anak asuhnya, bahwa sang raksasa bola bernama Argentina itu bisa dikalahkan. Apalagi, striker AS, Clint Dempsey tengah bagus-bagusnya. Eks striker Tottenham Hotspur ini sudah bikin tiga gol.
“Kami tidak takut melawan mereka (Argentina). Kami sudah siap. Justru pengalaman bertanding di pertandingan seperti ini yang kami tunggu-tunggu,” koar Klinsmann dikutip dari laman ESPN.
Amerika Serikat, meski berstatus tuan rumah, memang tidak difavoritkan di laga ini. Bahkan, ada yang menyebut, hanya ilusi membayangkan AS akan bisa tampil di final. Maklum, meski Clint Dempsey dan kawan-kawan lolos ke semifinal dengan mengalahkan beberapa tim bagus seperti Kosta Rika, Paraguay dan Ekuador, tetapi itu tidak serta merta menaikkan level AS dalam turnamen yang berusia 100 tahun ini. Sebab, level ketiga tim itu belum sebanding dengan Argentina.
Apalagi, Argentina tampil sempurna di Copa America 2016 ini. Mereka lah satu-satunya tim yang selalu menang. Mencetak 14 gol dan hanya kemasukan dua gol. Hebatnya, 14 gol itu dibuat oleh sembilan pemain. Ya sembilan pemain. Jumlah itu paling banyak diantara kontestan Copa America 2016. Artinya, Argentina tidak hanya Messi. Tidak pula hanya Sergio Aguero. Tetapi masih ada nama Angel Di Maria, Erik Lamela, hingga Ever Banega bahkan bek tengah Nicolas Otamendi yang bisa jadi sumber gol.
Toh, Klinsmann tak peduli meski timnya diprediksi kalah. Baginya, bisa bermain di semifinal Copa America untuk kali pertama sepanjang sejarah adalah kesempatan langka. Maka, kepada pemain-pemainnya, orang Jerman ini berpesan “bermainlah dengan hati yang berani, singkirkan kekhawatiran, belum tentu di tahun-tahun berikutnya kita akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi”.
Klinsmann tahu, untuk urusan kualitas individu pemain, timnya jelas kalah dari Argentina. Senjata timnya mungkin hanyalah semangat pantang menyerah. Pria yang ikut tampil membela Jerman ketika mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 1990 ini berharap anak-asuhnya bisa mengadopsi semangat ala Musashi. Bahwa, semangat sekuat karang, bisa mengalahkan lawan yang memiliki senjata lebih baik.
“Toh ini pertandingan 11 pemain lawan 11 pemain,” ujar Klinsmann meyakinkan anak buahnya.
Semangat ala Musashi