"Saya hanya cukup berujar Abracadbra dan keajaiban pun terjadi”.
Begitu kata pelatih Barcelona, Luis Enrique Martinez jelang Barcelona bertemu dengan Arsenal di London pada leg I babak 16 besar Liga Champions, 22 Februari lalu. Jawaban itu disampaikan Enrique untuk menjawab pertanyaan jurnalis berbunyi “apa yang Anda lakukan kepada MNS sehingga ketiganya bisa sehati dan ganas di lapangan”.
[caption caption="Barcelona kembali kalah di Liga Spanyol/Daily Mail"][/caption]Dan memang, ‘sihir’ Enrique kala itu ampuh. Trio Messi-Neymar-Suarez (MNS) tampil luar biasa di London. ketiganya mengacak-acak pertahanan Arsenal. Barcelona menang 0-2 dengan dua gol diciptakan oleh Messi. Padahal, sebelumnya, Messi tak pernah bisa bikin gol ke gawang Petr Cech (mantan kiper Chelsea) yang musim ini berkostum Arsenal. Kala itu, trio MNS sudah mencetak 93 gol dan menjadi ruh kekuatan Barcelona yang tidak terkalahkan di semua ajang.
Namun, itu dulu. Kini, ‘sihir’ Enrique tak lagi ampuh. Trio MNS yang dulu begitu menakutkan, kini tidak lagi ganas. Bukti teranyar tidak bekerjanya sihir Enrique terlihat ketika Barcelona menyerah 1-2 dari Valencia di Nou Camp pada laga lanjutan Liga Spanyol, Minggu (17/4) malam waktu setempat.
Ya, Valencia menang di Nou Camp. Tim yang dua kali memecat pelatih dan pada 4 Februari lalu digunduli Barcelona 7-0 di ajang semifinal pertama Piala Raja Spanyol, kini justru bisa berbalik menang. Dan ini kekalahan ketiga beruntun Barcelona di Liga Spanyol. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya ketika Barcelona gagah perkasa mencatat 39 laga tak terkalahkan. Ada apa dengan Barcelona ?
Padahal, sebelum laga, Barcelonistas yakin seyakin-yakinnya, Enrique akan kembali membawa timnya ke jalur kemenangan setelah kalah beruntun di Liga Spanyol. Spanduk bertuliskan “we will win again” terpampang di tribun Nou Camp. Pun, bek Barcelona, Daniel Alves dalam akun Instagram nya, merekam pesan begini “dont worry darling, it’s only football”.
Padahal, Barcelona diperkuat mesin gol mereka, trio Messi-Neymar-Suarez. Plus trio Sergio Busquets-Ivan Rakitic dan Andres Iniesta di lini tengah. Padahal, Barcelona bermain di “taman bermain” mereka, Nou Camp.
Padahal, Barcelona mutlak menguasai pertandingan dengan penguasaan bola 72 persen berbanding 28 persen milik Valencia. Padahal, Barcelona melakukan 13 kali upaya shoots on goal. Sementara Valencia hanya mampu tiga kali menciptakan peluang.
Tetapi, yang terjadi, tiga peluang Valencia itu justru dua diantaranya menjadi gol. Gol pertama berbau keberuntungan setelah sepakan Siqueira membentur badan Rakitic. Dan gol kedua, berawal dari serangan balik cepat yang dituntaskan oleh Santi Mina.
[caption caption="Pemain Valencia, merayakan kemenangan di Nou Camp/Daily Mail"]
[/caption]Sementara tendangan Luis Suarez dari jarak dekat di menit ke-9 tepat mengarah ke Diego Alves, kiper Valencia. Sepakan lob Neymar yang seharusnya jadi gol cantik, ternyata juga masih bisa ditinju Alves. Begitu juga one two Messi-Rakitic yang gagal diselesaikan Suarez, serta umpan manja Messi ke Neymar yang belum bisa dikonversi jadi gol. Entah kenapa semua upaya Barca gagal. Ada apa dengan Barcelona?
Ah, mungkin ‘sihir’ Enrique memang sedang tidak bekerja. Lebih tepatnya, sedang tidak bekerja ketika menghadapi sesama tim Spanyol. Mantra “abrakadabra” nya Enrique yang musim 2014/15 lalu berbuah treble winners (juara Liga Spanyol, Piala Raja Spanyol dan Liga Champions) plus Piala Super Eropa trofi Kejuaraan Dunia, kini sudah bisa dibaca tim-tim pesaing Barca di Spanyol.