Diceritakan;
Waktu itu, dalam kurun 3 tahun terkhir kesehatan ayah kurang baik, walaupun masih bisa melaksanakan aktivitanya sebagi guru Madrasah Ibtidaiyyah, akan tetapi begitu nampak tumor ganas yang berada dilehernya makin membesar. Akan tetapi dia selalu setia mengayun sepeda "0nto" setiap pagi, jarak tempuhnya kira-kira 10 km dari rumah. Sungguh aku tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya apalagi mau gak mau sengaja tak sengaja pasti orang akan mencibirnya,Sungguh pahlawan jiwanya.
Beberapa bulan akan kelahiranku, saat itulah Ayah terkapar, hanya bisa berbaring di kasur dan tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa. Apalagi pada saat adzan magrib tiba, sungguh dia akan menggeram kesakitan seolah ada yang menusuk-nusuk jarum dilehernya. seisi rumah selalu dibikin ketakutan atasnya, hingga tetanggapun sering menengoknya, dan membaca ayat-ayat suci demi keselamatannya. Memang dalam keadaan demikian keluarga kami tidak tinggal diam, Ayah telah menjalani 4 kali operasi terakhir ayah dibawa ke Surabaya tapi tanpa hasil, karena hanya selang beberapa bulan saja tumor itu mengembung kembali dilehernya. Akhirnya keluarga kami hanya pasrah terhadap penyakit ayah, karena sudah banyak yang dikorbankan, beberapa bidak tanah milik ayahpun harus dijual karena penyakitnya.
Ibu yang sedang mengandungku waktu itu, hrus mengurusi tiga anaknya yang masih kecil. Berjuang mati-matian untuk keluarga. Semua pekerjaan rumah harus dilakukan sendiri, karena kakak pertamaku waktu itu masih kelas 1 SD sedangkan dua yang lain belum masih bermain dengan tanah, apalah yang bisa dilakukan merekalakukan selain menambah "repot", selain hanya bisa merengek minta-ini dan itu dan untuk tidurpun mereka bertiga harus ditemani ibu. Aku tak membayangkan bagaimana perasaan ayah dan bagaimana juga tertekannya ibu waktu itu. Berbulan-bulan ibu kurang tidur, tatkala tengah malam ayah meggeram kesakitan maka ibu akan segera datang menemaninya, sering pula terlihat ibu tidur duduk disamping ayah.
Maka lahirlah Az-zahrah ditengah-tengah mereka...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H