Lihat ke Halaman Asli

Solo Cyber Day dan Banda Aceh Cyber City

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_147614" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/gemabaiturrahman.com"][/caption] SIAPA yang tidak mengenal Joko Widodo alias Jokowi (@jokowi_do2), sosok Wali Kota Solo yang kerap menjadi teladan pemimpin di Indonesia dengan seabrek gebrakan untuk Surakarta. Banyak hal yang patut dicontohi dari berbagai program Jokowi selama menjadi orang nomor satu, salah satunya branding kota Solo yang dikenal dengan "Solo: The Spirit of Java". Tepatnya Minggu (4/12/2011) kemarin seperti dilansir oleh Bangka Pos, Jokowi secara resmi membuka program Solo Cyber Day (SCD), yang diikuti oleh 1.000 siswa dari berbagai sekolah di Solo yang memadati car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi (di depan Museum Radya Pustaka). Pada hari yang bersamaan juga peserta yang ikut program tersebut juga serentak melakukan update status berbagai situs jejaring sosial. Acara ini merupakan salah satu program untuk mempromosikan Solo lewat dunia maya, begitulah ungkap Jokowi setelah selesai memotong pita pembukaan. "Dengan mengucapkan bismillah, Solo Cyber Day hari ini resmi dibuka," katanya yang langsung disambut ribuan warganya. Selanjutnya Jokowi meminta para pelajar yang datang untuk serentak melakukan update status di jejaring sosial. Status yang diupdate adalah tentang gelaran Solo Cyber Day yang hanya ada di Solo. "Silahkan update status di facebook, twitter, blog, atau lainnya. Tulis bahwa Solo Cyber Day di Indonesia hanya ada di Solo," pintanya. Sejak sekitar pukul 07.00 WIB, para siswa dari berbagai sekolah di Solo sudah mulai memadati ruas jalan Slamet Riyadi, persisnya . Mereka duduk lesehan beralaskan terpal yang dipasang sepanjang sekitar 100-meter. Sambil duduk santai itu, para siswa mengutak-atik laptop masing-masing, berselancar ke dunia maya. "Saya sudah update status di facebook sesuai permintaan Pak Jokowi tadi. Sekarang sedang mau update status di twitter," ujar Ariyani, siswa dari SMP Muhammadiyah 1 Solo yang duduk di barisan depan. Bersama teman-temannya, ia tampak asyik mengakses berbagai situs di website. Enny Tyasni Susana, Kepala Dinas Kominfo Pemkot Solo mengatakan, acara tersebut sengaja digelar untuk mendukung promosi kota Solo, terutama lewat dunia maya. Lewat acara itu, para komunitas dunia maya berkumpul untuk mengonsep bentuk promosi kota Solo melalui website. "Jika dinas lain mempromosikan Solo lewat berbagai festival budaya, kami melakukannya lewat teknologi informasi," katanya. Banda Aceh Promosi Lewat Cyber City Gaung Banda Aceh dengan konsep Cyber City memang kini kian redup, apalagi ditambah program Visit Banda Aceh Year 2011 yang sebentar lagi habis dipenghujung tahun 2011 ini membuat Cyber City kian tidak ada denyut lagi. Memang diakui, Banda Aceh sebagai ibukota provinsi Aceh untuk segi fasilitas sekelas layanan internet gratis sudah cukup memadai, hal ini diwarnai dengan bermunculannya warung kopi (warkop) versi 2.0 yang sudah menyediakan layanan Wi-Fi diberbagai sudah kota (ini lebih dalam profit). Ditambah lagi beberapa titik diruang publik, sebut saja Taman Sari yang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi.  Namun, yang kini disayangkan adalah masyarakat atau warga sendiri yang sering luput dari perhatian pihak Pemerintah Kota Banda Aceh karena salah satu sebabnya tidak dilibatkan secara baik dan teratur dengan konsep yang tertata rapi. Kalau di Solo, Jokowi bisa mengajak pelajar dan masyarakat untuk bersama mengkampanyekan kunjungan wisata ke Solo, lalu kenapa di Banda Aceh Pemkot selalu kewalahan untuk menarik minat wisatawan? Tentu ini menjadi pertanyaan besar, toh di Banda Aceh cukup banyak komunitas-komunitas yang bisa diajak untuk berbaur dan bekerjasama lewat cara-cara dan keunikan dari masing-masing komunitas tersebut, apalagi daya akses jejaring sosial pun sudah lumayan tinggi baik itu sekelas Facebook atau Twitter. Lagi-lagi Pemkot belum menemukan solusi dalam melakukan pendekatan, walaupun infrastruktur tersedia dengan baik, tapi banyak masyarakat ogah untuk ikut atau ambil andil dalam mendorong program kunjungan tersebut terlebih jika dilihat pada aspek cyber city ini. Dan ini sering disebut program timbal balik antara Pemkot dan masyarakat belum terjalin kuat, seperti apa yang disuguhkan Jokowi dalam upaya membangun semangat (spirit) kebersamaan bersama masyarakat kota Solo. Bukan hanya itu, banyak PR yang harus dilakukan oleh Pemkot Banda Aceh serta masyarakat, kalau tidak mau disebut VBA 2011 itu adalah proyek abal-abal tanpa kenangan indah di mata warganya apalagi bagi pendatang. Semoga![]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline