Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Habil Yusuf

Jurnalis, Pegiat medsos, Sadar dunia luas, Luaskan pikiranmu

Mengenal Deden Permana Salah Satu dari Empat Calon Ketua PCNU Karawang

Diperbarui: 22 Maret 2022   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

 

PADA AKHIR bulan ini sebelum Ramadhan, tepatnya tanggal 26-27 Maret 2022, bertempat di Pondok Pesantren Attarbiyah, Desa Ciwulan, Kecamatan Telagasari, Karawang, akan berlangsung hajat besar Konfercab Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Adalah K.H.Ahmad Ruhiyat Hasby atau biasa dipanggil akrab "Kang Uyan" yang kini kepemimpinannya sebagai Ketua PCNU Karawang akan segera berakhir, untuk itu bakal digelar hajat besar pemilihan Ketua dan Pengurus PCNU Karawang Periode 2022-2027.

Ada empat tokoh di Kabupaten Karawang yang siap maju untuk memimpin PCNU dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Keempat tokoh itu, yakni; K.H. Ahmad Ruhiyat Hasby (Incumbent), Jenal Arifin, Endang Sodikin dan Deden Permana.

Menurut Ketua Panitia Konfercab, Imam Muhyidin, mengatakan, dalam mekanisme Konferensi NU, tidak ada pendaftaran calon Rois (Ketua) maupun Ketua Tanfidziyah  (pelaksana, yang bertugas melaksanakan program kerja dan memimpin jalannya organisasi, serta menyampaikan laporan secara periodik).

"Untuk pemilihan Rois itu melalui mekanisme Ahlul Halli Wal Aqd (AHWA), dimana setiap Majelis Wakil Cabang (MWC) NU memilih 5 orang Kyai dan 5 besar menjadi AHWA yang bertugas menentukan Rois," terangnya.

Sementara untuk pemilihan ketua Tanfidziyah, yang menentukan seseorang menjadi calon adalah pilihan para MWC pada saat pelaksanaan pemilihan Ketua.

"MWC lah nanti yang akan menentukan sesuai mekanisme pemilihan yang sudah ditentukan AD/ART NU," paparnya.

Tentu saja Konfercab PCNU Karawang yang akan digelar akhir bulan ini sangat menarik dan mendapat sorotan dari berbagai kalangan.

Seorang Ustadz senior Karawang mengatakan, warga Nahdliyin, atau masyarakat yang berpaham ke NU an dan yang mengamalkan apa yang menjadi amaliyah dari organisasi masyarakat NU, dan menggunakan prinsip utama NU, yaitu Islam ahlussunnah wal jamaah adalah mayoritas pada corak penduduk yang agraris tradisionalis, religius.

"Dalam NU sendiri ada struktural dan kultural, saya termasuk warga NU kultural tradisionalis, turun-temurun dari kakek-nenek sampai cucu berprinsip dasar Islam ahlussunnah wal jamaah. Tentu saya sangat mencintai NU," kata Ustadz dari Sadamalun, Kelurahan Nagasari, Karawang Kota, yang tak mau ditulis namanya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline