Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Habil Yusuf

Jurnalis, Pegiat medsos, Sadar dunia luas, Luaskan pikiranmu

Bukan Mustahil, PKB Karawang Targetkan 300 Ribu Suara di Pemilu 2024

Diperbarui: 11 Maret 2022   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. DPC PKB

KETUA DEWAN Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Rahmat Hidayat Djati, S.IP menargetkan 300 ribu suara bakal diraih dalam Pemilu 2024.

Hal itu diungkapkan Rahmat Hidayat Djati, melalui penataan struktur organisasi dan pelibatan kader-kader muda, pihaknya optimis bisa meraih target yang sudah ditetapkan.

"Selaku ketua DPC melihat potensi kaum milenial untuk menjadi kepengurusan itu usia  maksimal 35 tahun. Kalau di atas itu ditempatkan di Dewan Suro istilah lainnya Penasehatnya," katanya.

Rahmat  Hidayat Djati yang panggilan akrabnya disapa Kang Toleng itu mengatakan, selama tujuh bulan memimpin DPC  PKB Karawang, dirinya fokus membentuk 'Squad'  anak-anak muda untuk mengisi jabatan pengurus partai.

"Rata-rata di tiap Kecamatan ada 15 anak muda menjadi pengurus. Di Karawang termasuk tinggi hampir 75 persen anak muda dan 25 persen sisanya usia diatas 35 tahun atau para sepuh," ujarnya.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat itu optimis 134 ribu suara yang diraih pada Pemilu 2019 lalu, PKB Karawang bisa melipagandakannya di tahun 2024, hingga mencapai 300 ribu suara.

Menurut Kang Toleng, banyak masyarakat yang menaruh simpati pada PKB. Pasalnya, PKB menghadirkan berbagai program kongkret dari mulai aspirasi pembangunan jalan, sarana pendidikan dan keagamaan juga program beasiswa.

"Terbukti, elektabilitas PKB saat ini sedang naik, apalagi selain menyasar warga Nahdliyin juga PKB menyasar para pemilih pemula para kaum milenial," jelasnya. (rmoljabar.id)

Analisis Heigel

Di tempat terpisah pengamat sosial politik, Heigel mengatakan, statement Ketua PKB Karawang ada benarnya. Meskipun baru-baru ini dimunculkan statemen yang berlawanan. Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh menjadi alat politik. Artinya ada tesis dan anti tesis, kata Heigel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline