Biografi
Nama saya Habil Muhammad, lahir di Purwakarta, 14 Mei 2006, saya adalah anak ke-empat dari empat bersaudara, saya adalah seorang anak yang dilahirkan pasangan DRS. Sumadiharja dan Ihat Solihat, almarhum bapa saya adalah seorang guru yang mengajar di sekolah dasar, sedangkan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil saya selalu diajarkan oleh almarhum bapak dan ibu saya untuk menjadi orang yang disiplin, rajin dan taat dalam beragama.
Masa Kecil
Masa kecil saya banyak dihabiskan di purwakarta, dan sebelum masuk ke Universitas Islam Nusantara yang merupakan perguruan tinggi berbasis agama islam, saya disekolahkan oleh orangtua saya di sekolah yang berbasis agama juga yaitu Madrasah Tsanawiyah Assalam dan Madrasah Aliyah Al-Muthohhar.
Orangtua saya yang telah mengajarkan kepada saya tentang kedisiplinan, membuat saya menjadi salah satu siswa yang berprestasi di sekolah pada waktu itu, dan dikarenakan prestasi yang saya dapat tersebut, saya alhamdulillah terkadang mendapatkan beasiswa yang membuat saya bisa bersekolah secara gratis dan mendapatkan buku paket di sekolah tersebut secara gratis, dengan beasiswa tersebut tentu saja alhamdulillah meringankan beban biaya yang ditanggung oleh kedua orangtua saya.
Di masa saat saya sekolah sendiri, saya tidak terlalu memiliki banyak pengalaman, dikarenakan pada saat saya sekolah saya jarang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Terakhir kali saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sendiri yaitu adalah ketika saya masih sekolah di madrasah tsanawiyah, dan itupun sudah beberapa tahun yang lalu, sedangkan ketika madrasah Aliyah saya sama sekali tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler apapun, salah satu sebabnya pada waktu itu situasi sedang tidak baik yaitu adanya pandemi yang sedang melanda, sehingga kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring, dan sayapun jarang ke sekolah pada waktu itu.
Asal Mula Masuk Uninus
Sebelum memutuskan untuk masuk ke uninus bandung, sebenarnya saya telah mencoba untuk masuk ke PTN yaitu UIN Bandung, saya mencoba 2 kali yaitu melalui jalur snbt dan jalur mandiri, tetapi belum atau tidak rizkinya untuk bisa bersekolah disana. Setelah gagal untuk masuk ke PTN, sebenarnya saya telah berencana untuk masuk Universitas Langlangbuana, tetapi karena satu dan lain hal, pada akhirnya saya masuk ke Universitas Islam Nusantara melalui jalur beasiswa dan alhamdulillah dengan beasiswa tersebut dapat meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan oleh orangtua saya, dan dengan berkuliah di uninus ini, saya juga bisa dekat dengan saudara kembar saya yang berkuliah di uin. Sebenarnya bersekolah atau kuliah dimanapun bagi saya insya allah tidak apa-apa, yang terpenting saya memiliki tekad untuk terus survive di perkuliahan tersebut dan dengan berkuliah di Uninus ini, mungkin adalah rencana terbaik dari allah untuk saya.