Lihat ke Halaman Asli

Transmigrasi Jadi Ladang Emas

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428901246931173533

Negara kita sudah mengalami lonjakan jumlah penduduk yang sangat luar biasa, bahkan menurut BPS jumalh penduduk Indonesia sudah mencapai  237.641.326 jiwa. Itu artinya jumlah penduduk Indonesia sudah fntastis dan itu menjadi bonus sekaligus petaka jika tidak dikelola dengan baik oleh Negara.

Sebagai Negara yang terletak digaris iklim tropis dengan tingkat kesuburan yang sangat tinggi sudah sejatinya kita membangunkan lahan tidur dengan pola pemberdayaan masyarakat.

Pemerintah melalui Mendes Transmigrasi Marwan Jafar berencana akan menggiring Ekonomi daerah padat penduduk ke-daerah Transmigran, bayangkan jumlah penduduk pulau Jawa yang membludak sementara lahan semakin sempit dimana lagi ruang untuk memutar ekonomi dan otak untuk berkreasi.

Nah pulau Jawa harus segera disembuhkan dari kepadatan penduduk serta membagi kue pembangunan kedaerah lain seperti Sumatera, Kalimantan, Papua dll.

disparitas pembangunan yang sangat kentara antara pulau Jawa dan yang lain tentunya riskan, hal ini tentunya tidak hanya menimbulkan kecemburuan sosial sesama warga Negara tetapi juga kontra produktif terhadap filososfi pembangunan yang merata sebagaimana diamanatkan konstitusi kita.

Transmigari menjadi solusi paling ampuh untuk meredam gejolak penduduk yang mebludak, gejolak ekonomi kaum perkotaan yang sangat sarat persoalan.

daerah Transmigrasi akan menjadi magnet ekonomi baru, penopang pangan nasional. Kita akan fasilitasi warga Transmigran dengan penyediaan lahan, pendidikan hingga pembinaan secara berkala supaya lebih produktif.

Sekarang sudah saatnya Transmigrasi digalakkan, kita harus sukses menggerakkan roda ekonomi nasional dari bawah melalui transmigrasi bercocok tanam menciptakan kantong ekonomi baru dari pinggiran tegas Marwan.

Hsr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline