Lihat ke Halaman Asli

Cara mudah dan cepat mencapai Kemulyaan dan Kebahagiaan Abadi

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah Bilal bin Rabah  yang menjadi contohnya

Seorang yang dilahirkan di negeri  Etopia beribu Hammah dan berayah Rabah

Awalnya  budak tidak berharga milik Umayah bin Khalaf

Pada masanya nasib seorang budak amatlah  murah dan hina

Bahkan lebih murah dibanding binatang buruan dan ternak sekalipun

Memperperlakukan mereka dengan semena mena adalah pemandangan sehari hari

Bahkan menyiksa dan membunuhnya  diperbolehkan bila diperlukan

Karena sudah suratan takdir bagi budak untuk menikmatinya

tidak ada kata  hak sama sekali dalam kamus kehidupannya

Cuma ada kata kewajiban dan kewajiban untuk terus membuat majikan tersenyum

Meski harus mengorbankan apapun termasuk perasaan, tubuh dan nyawa sekalipun

Dibelahan bumi manapun sama bahkan dibenua Eropa sekalipun tidak jauh berbeda

Awal kehidupannya hinaan, cercaan  dan siksaaan adalah makanan sehari  harinya

Berbagai macam hinaan, cercaan dan siksaan pernah ia nikmati dan geluti

Mulai dari ditarik keliling kota layaknya seorang binatang buruan dengan kaki dan tangan terikat

Sampai dijemur berhari hari dengan memakai baju  besi ditambah badannya ditindih batu besar

Meski rasa sakit dan perih mendera mendera tubuh hitam legamnya

Tidak ada yang bisa ia lakukan dan ia perbuat kecuali terus berdoa dan melafalkan

Ahad...........  ahad........... ahad............ahad...........  ahad........... ahad............ahad

Akhinya Bilal bin Rabah melesat jauh tinggi  menjadi orang mulia dan bahagia

Diawali dibebaskan oleh Abu bakar Assidiq salah satu sahabat terbaik

Bilal terus menempa diri dalam melafalalkan ahad.............. ahad.............. ahad

Semua terpana dan takjub padanya terlebih lebih yang awalnya membencinya

Kesempatan amat langka menghampirinya dan memeluknya

Untuk mengajak seluruh penduduk kota Mekah   mengajak  kepada kemenangan dan kemulyaan

Saat pasukan hijau kaum muslimin memasuki kota Mekah dengan senyuman

Suara lantang dan bersih menjadi modal awalnya

Lebih hebatnya lagi ia diperkenankan berdiri diatas bangunan paling mulia dimuka bumi

Didepan mata ribuan penduduk Mekah ia mengumandangkan adzan untuk pertama kalinya

Ribuan lidah mengikuti ucapannya termasuk lidah manusia yang paling mulia

Muhamad Sang Nabi Termulia dan Teragung sepanjang masa

Sungguh mudah mencapai kemulyaan dan kebahagiaan

Kampung  Jati Buni Asih Cikarang Kota

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline