Kecuali ia tak pernah lalai dan lupa, manusia selalu butuh diingatkan.
Karena tak ada satupun manusia (selain para Nabi terdahulu) yang sempurna dan bebas dari dosa, tidaklah mungkin kita syaratkan seseorang menjadi suci lebih dahulu sebelum mengizinkannya menasehati, mengingatkan dan menyelamatkan kita dari jurang kebinasaan. Sebab itu, besar sekali kebutuhan kita kepada teman-teman yang mau berkomitmen untuk saling mengingatkan.
Penulis percaya seseorang tak perlu menjadi koki handal untuk menjadi seorang kritikus makanan yang pendapatnya layak dipertimbangkan (oleh mereka yang ingin kualitas masakannya lebih baik).
Tetapi hari ini cukup sering kita temui seseorang yang tidak peduli dan tidak ingin dipedulikan. Ketika ada yang hendak mengingatkan mereka, mereka seolah berkata: "Jangan kau larang-larang aku! Aku tahu perbuatan ini salah di matamu tapi inilah jalan hidupku. Aku lahir dan diciptakan sebagai seorang yang buruk, bukan orang baik sepertimu. Jadi urus saja dirimu sendiri dan biarkanlah aku melakukan apa yang kusuka."
Lebih-lebih, mereka malah berkata bahwa mereka hanya menjalani apa yang telah ditakdirkan. Bukannya berkeyakinan bahwa setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang ia pilih dan apa yang ia perbuat, mereka malah menyalahkan Yang Maha Kuasa atas apa yang Dia tetapkan atas mereka.
Bahkan sebagian diantara orang-orang yang menolak diberi peringatan bangga dengan kekacauan yang mereka lakukan. Menurut mereka, di dunia ini memang harus ada satu atau dua orang yang mengorbankan diri untuk memerankan karakter buruk semacam itu.
Orang-orang ini mengingatkan kita pada tokoh Ralph dalam sebuah film animasi anak berjudul Wreck-It Ralph dan sumpahnya yang terkenal,
"I am bad, and that is good.
I will never be good. And that is not bad.
There's no one I'd rather be than me."
Dimana kutipan itu kira-kira berarti, "Aku ini orang jahat dan itu bagus. Aku tidak akan pernah mencoba menjadi baik dan itu bukanlah suatu keburukan. Aku tidak ingin menjadi siapapun di dunia ini melebihi diriku sendiri." Suatu kutipan yang kedengarannya cukup aneh di awal filmnya tapi ditanamkan dengan baik ke benak setiap yang menonton di sepanjang filmnya, sehingga semua penonton pada akhir film dapat memaklumi ketidakinginan Ralph menjadi orang baik-baik dan akhirnya memahami mengapa keputusan untuk tetap menjadi orang jahat bukanlah hal yang tercela (dalam film tersebut). Pertanyaannya, bagaimana mereka melakukannya?
FILM WRECK-IT RALPH