Dimasa Pandemi ini tentu saja membuat segala sesuatu yang kita lakukan menjadi terbatas. Termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa sekolah tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka dan hanya menggunakan media internet atau online, yang tentu saja kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka.
Namun entah bagaimana pun juga kita harus bisa mencari jalan keluar demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya yaitu dengan melakukan Bimbingan Belajar dirumah yang tentunya dengan protokol kesehatan dan juga pembatasan jumlah siswa.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia para pemuda sangatlah berperan penting. Maka tidak jarang ada beberapa pepatah yang mengatakan "Masa Depan Bangsa Ada di Tangan Pemuda". Ini tidak hanyaasa depan tentang KEMERDEKAAN, melainkan juga dengan kualitas pendidikan. Karena apa arti sebuah Merdeka apabila pendidikan di Indonesia terus terpuruk.
Maka dari itu saya Habib Rohman Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Purworejo program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ditugaskan untuk mengadakan Bimbingan Belajar Dirumah atau tempat tinggal. Karena saya bukan asli dari kabupaten Purworejo yaitu dari kabupaten Wonosobo maka saya harus mengadakan Bimbingan ini di kabupaten Wonosobo juga, tempat tinggal saya sendiri.
Awalnya saya merasa berat untuk melaksanakan tugas ini. Karena ketakutan hati saya adalah orang tua siswa didaerah tempat tinggal saya tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti bimbel, karena adanya Pandemi Covod-19 ini.
Namun itu hanyalah ketakutan hati saya sendiri, orang tua dari para siswa sangatlah welcome jika anaknya saya ajak untuk mengikuti bimbel. Bahkan dari beberapa orang tua sangatlah mendukung adanya bimbingan belajar ini karena para orang tua merasa bahwa kegiatan belajar mengajar online kurang efektif, meskipun itu jalan yang paling efektif diera Pandemi.
"Saya malah merasa senang mas, karena menurut saya jika anak saya hanya belajar dirumah itu kurang efektif mas, meskipun guru telah menjelaskan dengan media video atau zoom tapi tetap saja anak-anak masih sering bertanya kepada saya. Malahan terkadang anak saya sekolahnya ditinggal dan bermain game online" (kata salah satu orang tua wali siswa yang saya minta izinnya untuk mengajak anaknya bimbel)
Dengan respon yang positif dari orang tua siswa tentunya membuat hati saya lega dan bersemangat. Akhirnya saya mengumpulkan 3 siswa yang masih bertetanggaan dengan saya dirumah saya untuk mengikuti bimbel.
Bimbel yang saya gunakan yaitu dengan metode diskusi. Saya memaparkan sedikit materi dari Sekolah Dasar kemudian saya tanyakan kepada mereka apakah sudah jelas atau belum. Terkadang saya suruh mereka bertanya namun mereka malu untuk bertanya, yahh maklumlah namanya juga anak kecil heheheh.
Ketika mereka sudah jelas dan tidak bertanya maka gantian saya yang bertanya kepada mereka dan memberikan soal untuk dikerjakannya. Ada salah satu dari mereka yang masih merasa kesulitan untuk menjawab soal dari saya, ya karena itu tadi mungkin belum jelas namun malu untuk bertanya dan mengungkapkannya. Saya jelaskan lagi sampai berulang-ulang sampai dia faham, karena saya kasihan apabila dia terus tertinggal materi dengan teman-temannya.
Setelah materi itu selesai saya berikan kesempatan mereka untuk menanyakan PR apa saja yang belum mereka kerjakan dan merasa kesulitan untuk menanyakan nya kepada saya, meskipun saya terkadang juga merasa kesulitan pada saat menjelaskan PR mereka, ya namanya saya juga masih belajar dan saya anggap derajat saya sama mereka dalam pendidikan itu sama. Sama-sama seseorang yang masih harus menimba ilmu demi masa depan. Cuma beda tempat saja saya di Perguruan Tinggi mereka di Sekolah Dasar.