Lihat ke Halaman Asli

Aksi Solidaritas Pemuda KalTeng Atas Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak

Diperbarui: 5 Juni 2016   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Maraknya kekerasan terhadap perempuan akhir-akhir ini yang sangat meresahkan masyarakat,   menjadi perhatian khusus dari para aktivis dan organisasi-organisasi kepemudaan di Kalimantan Tengah. Tidak terkecuali bagi Peradah ( Perhimpunan Pemuda Hindu) Kalimantan Tengah dan Kota Palangka Raya.

Di kota Palangka Raya ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dengan julukan “Bumi Tambun Bungai” ini para pemuda dan aktivis perempuan lintas organisasi melakukan aksi damai dengan tema “Aksi Solidaritas terhadap Kekerasan Seksual pada Perempuan dan Anak ” pada hari Jumat tanggal 04 Juni 2016 dimulai pukul 15.00 WIB, tepatnya di Tugu Ir Soekarno. Dalam aksinya para aktivis mengutuk keras atas kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sering terjadi akhir-akhir ini, dan mengajak seluruh komponen bangsa untuk melawan setiap kekerasan terhadap perempuan dan mendorong para pelaku untuk dihukum seberat-beratnya.

Salah satu orator dalam aksi ini Apri Ana Krista notabene adalah Ketua DPK Peradah (Perhimpunan Pemuda Hindu ) Kota Palangka Raya,  dalam orasinya mengatakan :  “Mari kita memerdekakan bangsa ini dari segala tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Saatnya kita perang melawan kekerasan seksual pada perempuan dan anak serta perlakuan menyimpang lainnya”. “Wanita dan anak memang makhluk yang lemah, namun tanpa kami tidak akan ada keberadaan manusia di muka bumi ini, dimana pikiran dan perkataan serta perbuatan  kami yang lemah lembut menghadirkan cinta, kasih dan sayang antara sesama ” tandas Apri.

Perempuan muda yang enerjik dan tegas  ini juga mengatakan “Kita musti AWARE (Anda Wajib Ada Rasa)”   yaitu mengajak kita semua untuk turut serta berempati  atas apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang menjadi korban kekerasan tersebut, dan mencegah jangan sampai hal tersebut terulang kembali.

Apri juga berujar “ kita musti EMPATI (Ela Pahamen Pahari kula biti Awi  Tindakan Itah)” yang merupakan pesan bagi generasi muda khususnya Pemuda Dayak agar jangan membuat tindakan atau perbuatan yang bisa mempermalukana harkat dan martabat keluarga.

Dia juga mengajak masyarakan luas untuk membuat suatu tanda kalau ada hal-hal yang mencurigakan dan mengarah kepada tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dengan meniupkan peluit sebanyak tiga kali (priiiiit.... priiiit.... priiiit....) sebagai tanda.

STOP KEKERASAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK, SEDIAKAN PELUIT DAN KAMPANYEKAN TANPA ADA CANDA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline