Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Self Efficacy dan Metakognisi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Diperbarui: 13 Juli 2022   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

        Pendidikan merupakan Seluruh aktivitas yang umum dalam kehidupan manusia. Walaupun pendidikan merupakan suatu fenomena yang terdapat pada kehidupan publik akan tetapi memiliki falsafah dan pandangan yang berbeda yang dipahami oleh setiap masyarakat dan bangsa yang mengakibatkan terjadinya perbedaan penyediaan diantaranya sistem pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan ialah suatu hal yang sangat signifikan dalam mencapai cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agama dan negara.

        Matematika sebagai pengetahuan dasar yang penting untuk menunjang keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Menyadari peranan tersebut, matematika telah menjadi mata pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan, bahkan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 37 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Rahmayani & Amalia, 2020) menegaskan bahwa mata pelajaran Matematika salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

        Salah satu keterampilan yang sangat erat kaitannya dengan karakteristik matematika adalah belajar untuk memecahkan masalah. Ruseffendi (Effendi, 2012) mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah amat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang di kemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari- hari. Kemampuan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan keyakinan siswa dalam menyelesaikan masalah.

        Menurut Anshari (Alifia & Rakhmawati, 2018) kemampuan pemecahan masalah erat kaitannya dengan keyakinan siswa dalam menyelesaikan soal, karena keyakinan yang dimiliki siswa dalam pemecahan masalah akan mempengaruhi hasil belajar siswa, keyakinan ini disebut self- efficacy. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Didi (Jatisunda, 2017) bahwa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah seseorang, latihan berpikir secara matematis tidaklah cukup, melainkan perlu dibarengi pengembangan rasa percaya diri melalui proses pemecahan masalah sehingga memiliki kesiapan memadai menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan nyata. Sehingga dengan adanya rasa percaya diri diharapkan siswa mampu menggunakan kemampuan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

            Selain self-efficacy, kemampuan pemecahan masalah erat kaitannya dengan metakognisi. Menurut Sudia (Hidayanti et al., 2019) menyatakan bahwa metakognisi merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir dan belajar yang dilakukan. Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses berpikir dua tingkat atau lebih yang melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif. Oleh karena itu, metakognisi dapat dikatakan sebagai berpikir seseorang tentang berpikirnya sendiri atau kognisi seseorang tentang kognisinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline