Akhir-akhir ini ramai sekali perbincangan terkait kepribadian seseorang yang tak jauh dari MBTI. Banyak orang berbondong-bondong untuk turut melakukan tes MBTI di situs online. Hal ini mungkin terjadi karena manusia yang memiliki sifat 'FoMO' atau Fear Of Missing Out merupakan rasa takut untuk merasa tertinggal. Namun, walaupun demikian tidak sedikit pula mereka yang menggunakan tes MBTI sebagai acuan untuk dapat mengenal lebih diri sendiri, menemukan interest atau bahkan lebih mudah memahami satu sama lain.
Pertanyaannya adalah: Apakah akurat jika menilai seseorang hanya berdasarkan MBTI mereka? Mari simak artikel berikut ini.
MBTI atau The Myers-Briggs Type Indicator merupakan alat psikometrik yang dibuat untuk mengidentidikasi psikologis atau kepribadian seseorang. Bagaimana cara mereka mengambil dan menentukan keputusan serta menyelesaikan masalah.
MBTI sendiri dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers. Ketertarikan mereka dalam mengamati manusia dan perbedaannya dengan cermat, terinspirasi oleh karya psikolog Carl Jung dan teorinya. Ibu dan anak tersebut mengembangkan beberapa indikator tipe, dengan harapan dapat membantu orang memahami kecenderungan mereka untuk memilih ketertarikan dan pekerjaan yang sesuai. (https://www.livescience.com/65513-does-myers-briggs-personality-test-work.html)
Beberapa indikator tipe, diantaranya:
Extraversion (E) -- Introversion (I)
Seperti yang kita ketahui pada umumnya, seorang yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung memiliki jiwa 'social butterfly'. Mereka akan bersemangat berada dalam keramaian. 'Baterai sosial' nya akan merasa 'ter-charging' dengan bersosialisasi. Bahkan, tidak jarang dari mereka juga senang ketika menjadi pusat perhatian.
Berbanding terbalik dengan introvert. Mereka akan merasa tidak nyaman jika berada dalam keramaian, tidak suka menjadi pusat perhatian. Walaupun demikian, seorang introvert merupakan bukan seorang yang pemalu.
Sensing (S) -- Intuition (N)
Mereka yang berkepribadian sensing, ketika memikirkan suatu hal cenderung menggunakan fakta yang ada pada saat itu, dan rasa ingin terlibat langsung menjadikannya pribadi yang 'learning by doing'.
Intuition atau intuisi secara harfiah memiliki arti daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati. Suka terhadap informasi teoritis dan abstrak. Mereka akan mengumpulkan, mengelompokkan dan mengolah informasi yang mereka dapatkan. Membiarkan imajinasinya untuk mengambil alih pikirannya dan mengandalkan intuisi-nya dalam mengambil keputusan. Namun, mereka juga telah menyiapkan dan memikirkan apa saja kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan.