Lihat ke Halaman Asli

Hindari Pola Asuh Overparenting pada Anak

Diperbarui: 25 Juni 2021   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hindari Pola Asuh Overparenting Pada Anak

Overparenting merupakan suatu pola asuh yang menekankan orangtua untuk mengontrol segala sesuatu yang terjadi pada anak seperti, tumbuh kembang anak, pergaulan, cara anak berinteraksi, dan aktivitas anak.

Ciri-ciri Orangtua Overparenting :

1. Keinginan mengatur semua keinginan anak

Seperti memilihkan baju anak, cara makan anak, mainan anak yg harus dimainkan, rutinitas yang terlalu padat. Semua itu harus sesuai dengan keinginan orang tua dan persetujuan orang tua, anak tidak diberi kesempatan untuk memilih dan berpendapat.

2. Susah melihat anak gagal

Orangtua cenderung menginginkan anaknya selalu terlihat baik dimata orang lain. Misalnya orangtua membantu anak dalam mengerjakan PR dengan keinginan mendapat hasil yang sempurna namun, jika anak mengalami kesulitan orangtua seringkali tidak sabar sehingga cenderung terburu-buru menawarkan bantuan tanpa memperhatikan proses belajar anak.

3. Terlalu mencemaskan tumbuh kembang anak

Orangtua sering tidak memperhatikan usia tumbuh kembang anak, Sehingga terlalu terburu-buru dalam hal mendidik anak. Misalnya orangtua memaksakan anaknya untuk bisa baca tulis sebelum memasuki kls 1 SD, padahal pada kenyataannya saat itu anaknya baru berusia 4 tahun. Sehingga ketika anak sudah memasuki kls 1 SD anak akan merasa jenuh dan kesulitan belajar.

4. Selalu ingin melayani anak

Selalu ingin memberikan pelayanan pada anak sehingga anak tidak diberi tanggung jawab untuk melakukan pekerjaannya sendiri, sehingga anak tidak terbiasa bersikap mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline