Semua orang pastinya mengenal plastik. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Wajar. Karena benda yang berbobot ringan dan mudah dibentuk ini bisa kita jumpai hampir di seluruh penjuru kota. Ada yang dalam bentuk plastik bening, boneka, keranjang, pipa, hingga lemari.
Manfaatnya pun macam-macam. Plastik bening misalnya. Bisa untuk sampul buku, pembungkus sedotan, hingga pembungkus produk eceran. Sedangkan dalam bentuk kantong plastik, biasanya digunakan untuk mewadahi beberapa barang eceran sekaligus yang jelas dapat mempermudah seseorang untuk membawanya.
Sayangnya, penggunaan plastik ini rupanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Dampaknya, sampah plastik bertebaran juga hampir di seluruh penjuru kota. Mulai dari perumahan, jalanan, sungai, dan terutama di pasar. Karena memang tak bisa dipungkiri, bahwasanya kebanyakan pedagang dan pembeli di pasar lebih memilih kantong plastik sebagai salah satu alternatif untuk mempermudah membawa barang belanjaan mereka.
Selain karena ringan, kantong plastik juga terbilang murah sehingga pedagang tidak perlu mengeluarkan modal lebih besar hanya untuk memfasilitasi pembelinya sebuah kantong belanja.
Omong-omong soal kantong plastik dan pedagang di pasar, keduanya memang hampir tidak bisa dipisahkan. Dan karena saya sendiri adalah seorang anak dari orang tua yang juga bekerja di pasar, jadi setidaknya saya tahu sedikit banyak tentang seberapa banyak plastik yang biasa digunakan di pasar.
Jika menengok ke usaha orang tua saya yang berupa kue kering, saya akui saya memang menggunakan puluhan plastik setiap harinya. Mulai dari kue kering yang dibeli dari grosir, dibungkus dengan plastik.
Ditimbang menjadi eceran, dibungkus menjadi plastik. Meraup kue kering untuk ditimbang, menggunakan plastik. Bahkan ketika kue eceran dibeli pun, diwadahi kantong plastik. Alasannya, ya seperti yang saya tulis sebelumnya. Mudah ditemukan, ringan dan murah.
Dari usaha orang tua saya, beralih ke toko seragam yang berada di seberang kios orang tua saya. Bangunannya memang toko. Tapi seragam yang dijual tidak dipajang menggantung menggunakan gantungan baju seperti yang lainnya. Melainkan dilipat rapi dibalik lemari kaca yang mengelilingi ruangan.
Dan setengah di antara seluruh seragam yang dijual, dibungkus lagi menggunakan plastik untuk melindungi seragam dari debu. Tentunya, dengan jumlah yang tidak sedikit. Karena seragam yang dijual pun pasti sangatlah banyak mengingat toko tersebut memang hampir selalu laris manis terutama di setiap masa kenaikan kelas. Dan tak lupa, dibungkus dengan kantong plastik putih bertuliskan nama toko tersebut di setiap pembeliannya.
Selain toko seragam, ada juga pedagang kaos kaki, masker, aksesoris dan alat tulis sekolah sekaligus. Yang tentunya, juga sama-sama menggunakan plastik dalam jumlah yang tidak sedikit.
Seperti yang kita ketahui pada umumnya. Sepasang kaos kaki dibungkus eceran menggunakan plastik. Satu pak buku tulis dibungkus menggunakan plastik. Sepasang manset tangan dibungkus menggunakan plastik. Bahkan hingga masker kain pun dijual eceran dengan bungkusan plastik. Kemudian jika ada pelanggan yang membeli, dibungkus lagi menggunakan kantong plastik.