Lihat ke Halaman Asli

Habiba Asmarani

Pedagang Kopi

Generasi Sandwich? Mengapa Mereka Ada?

Diperbarui: 3 Desember 2020   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dari dangers of eat beards via istockphoto


Bekerja, gajian, setor ke orangtua, sisa untuk dirinya. Sesederhana itu. Apakah itu keliru? Tidak. Itu normal, bahkan patut di apresiasi.

Banyak orang serupa melakukan hal tersebut secara berulang. Ada yang merasa itu tanggung jawab atau amanah. Ada juga yang mikir itu beban.

Lantas mengapa mereka ada? Itu jawaban yang susah. Banyak faktor yang menyebabkannya. Mungkin yang utama adalah orangtua yang memintanya. Atau juga ia yang memberikan atas dasar kesadaran dan kecintaannya.

Jika orangtua meminta karena memang tak mampu, hanya sekedar untuk bertahan hidup bagi saya bukan masalah. Tapi jika itu meminta sebagai tuntutan balas budi itu sangat keliru wahai orangtua.

Seharusnya banyak orangtua yang berpikir bahwa anak itu harus bahagia. Bukan hanya dirinya. Jangan menjadikan anak sebagai alat untuk hidup. Tapi jadikan dia sebagai alat untuk terus berbakti.

Jika anak di didik selalu berbakti pasti mereka tanpa di minta akan terus membantu. Bahkan mungkin membiayai kehidupan orangtua dengan ikhlas.

Lantas mengapa banyak yang mengeluh? Bagi aku yang mengeluh kemungkinan manja, pamrih. Jika kalian tidak mampu bilang saja. Semudah itu. Ingat berani menyampaikan pendapat adalah hal penting.

Jangan kalian lantas menggerutu atas keadaan kalian yang harus menjadi generas sandwich. Masih untung jadi sandwich. Gimana kalau kalian jadi Generasi Roti Bakar? Panas kan. Hehe.

Itu aja dulu pahamnya aku. Bagiku jangan pernah sok-sokan ngeluh. Hidup susah ga kalian aja banyak kok. Jangan jadi orang sok paling menderita. Baru segitu aja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline