Lihat ke Halaman Asli

Habib Bintang Hibatullah

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Konflik Rusia-Ukraina dan Pengaruhnya terhadap Moneter Amerika

Diperbarui: 29 Maret 2024   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan Moneter merupakan kalimat yang tidak asing didengar. Kebijakan moneter sendiri merupakan sebuah kebijakan yang dihasilkan pemerintah untuk mengatur perekonomian negaranya. Bank sentral yang ada di negara tersebut merupakan aktor utama yang mengatur kebijakan ini. Kegunaan dari kebijakan moneter sendiri adalah untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat termasuk suku bunga, uang primer dan juga kredit perbankan. 

Dengan adanya kebijakan moneter ini, diharapkan adanya stabilitas ekonomi dalam sebuah negara. Stabilitas ekonomi tersebut dapat dilihat dari keseimbangan neraca pembayaran, kestabilan harga barang, hingga ketersediaan lapangan pekerjaan.

Kebijakan moneter sendiri dibagi menjadi dua jenis. Keduannya dibagi berdasarkan kegunaan dan fungsinya. Pertama ada kebijakan moneter ekspansif. Kebijakan moneter ekspansif sendiri memiliki kegunaan untuk mengatur uang yang tersebar di masyarakat, tujuannya untuk menaikkan aktivitas perekonomian masyarakat. Manifestasi dari kebijakan moneter ekspansif sendiri salah satunya penurunan suku bunga. Kebijakan moneter ekspansif dalam jangka Panjang diharapkan dapat menurunkan pengangguran masyarakat sebuah negara.

Jenis berikutnya adalah kebijakan moneter kontraktif. Keduanya sama -- sama berguna untuk mengatur peredaran uang, namun kebijakan moneter kontarktif lebih spesifik ke pengurangan uang yang tersebar di masyarakat. Lazimnya kebijakan ini digunakan sebuah negara saat menghadapi sebuah inflasi. Perwujudan dari kebijakan moneter kontraktif sendiri seperti peningkatan suku bunga dan penjualan obligasi pemerintah, semuanya bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari inflasi.

Dalam implementasinya, kebijakan moneter menggunakan beberapa sarana atau instrumen untuk mendukung penerapan kebijakan yang telah ditetapkan. Instrumen pertama ada kebijakan diskonto, atau dalam bahasa Inggris "discount rate". Kebijakan diskonto merupakan salah satu dari kebijakan moneter kontraktif, kebijakan ini bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar, untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi dalam waktu singkat, dan menekan tingkat inflasi. Bank sentral Amerika (Federal Reserve) sendiri pernah melakukan kebijakan ini, tepatnya pada tahun 2008 dan termasuk kedalam kebijakan quantitative easing. 

Selanjutnya ada Operasi pasar terbuka, yang merupakan strategi kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral untuk memanipulasi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Didalam operasi pasar terbuka akan melibatkan pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah, seperti obligasi, surat wesel, dan tagihan. 

Bank sentral akan melakukan pembelian sekuritas untuk meningkatkan sirkulasi uang dan kredit, dan menjualnya untuk mengurangi arus peredaran uang. Fed (Federal Reserve) sebagai bank sentral di Amerika pernah menerapkan operasi pasar terbuka, tepat ketika terjadi resesi di tahun 1990. Keduanya merupakan sama -- sama kebijakan kontraktif namun perbedaanya, kebijakan diskonto lebih fokus terhadap persebaran uang di masyarakat, sedangkan operasi pasar bebas fokus ke mengatur harga barang dan jasa.

Instrumen berikutnya adalah rasio cadangan wajib. Secara sederhana rasio cadangan wajib adalah kebijakan yang mengatur minimum ketersediaan cadangan uang yang dimiliki sebuah bank. Kebijakan rasio cadangan wajib juga berperan dalam mengendalikan inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas harga. Saat inflasi meningkat, bank sentral cenderung menurunkan tingkat suku bunga rasio cadangan wajib untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dan meredam inflasi. Di sisi lain, dalam situasi pertumbuhan ekonomi yang melambat, bank sentral akan menurunkan tingkat suku bunga rasio cadangan wajib guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lalu instrumen terakhir adalah penetapan suku bunga acuan. Singkatnya kebijakan ini mengatur acuan suku bunga untuk bank -- bank yang ada. Fungsinya hampir sama dengan rasio cadangan wajib, seperti mengendalikan infalsi, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga. Perbedaannya terletak kepada hal yang diatur, dimana kebijakan ini lebih fokus mengatur suku bunga sedangkan rasio cadangan wajib mengatur jumlah minimal uang yang dimiliki sebuah bank.

Setelah mengetahui definisi, jenis, serta instrumen kebijakan moneter, selanjutnya akan dibahas bagaimana respon Amerika terhadap pecahnya konflik antara Rusia dengan Ukraina dilihat dari kebijakan moneternya. Pada awal tahun 2022, Rusia memutuskan untuk menginvasi tetangganya Ukraina. Tindakan tersebut merupakan respon dari rumortetangganya tersebut akan bergabung dengan NATO. Dimulainya perang tersebut berdampak langsung terhadap perekonomian internasional. Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah inflasi yang tinggi, inflasi tinggi ini salah satunya didorong oleh kenaikan harga barang impor. Salah satu komoditas yang engalami inflasi adalah minyak atau bahan bakar.

Meletusnya perang Rusia -- Ukraina, membuat Amerika mengambil tindakan politik berupa sanksi serta embargo terhadap Rusia. Namun disatu sisi Amerika adalah konsumen minyak mentah terbesar didunia.  Salah satu negara yang menjadi pemasok minyak mentah tersebut adalah Rusia, sebesar 8 % dari total jumlah impor minyak mentah Amerika. Adanya sanksi dan embargo membuat ketersediaan minyak menjadi turun, yang mengakibatkan harga minyak melambung tinggi. Puncaknya adalah ketika harga minyak perbarel mencapai $139 yang merupakan harga tertinggi dari 1 dekade terakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline