Lihat ke Halaman Asli

Niya Anshori

pelajar Sekolah Menengah Pertama kota Klaten

Penipu Licik

Diperbarui: 8 Juli 2023   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namanya nenek indri, pedagang jajanan pasar  yang berjualan di pasar dekat tempat tinggalnya. Nenek indri hidup dengan anak bungsunya yang membantunya setiap hari, walau usianya sudah sangat tua, nenek indri tetap terlihat bugar, setiap pagi, nek indri mengendarai sepedanya untuk membawa dagaganya ke pasar.

Di tatanya barang-barang jualanya. Jualan nek indri termasuk banyak di minati oleh para pembeli, karena murah dan enak, dagangan nek indri terkenal dengan jajanan nagasari. Nek indri juga suka membagikan daganganya kepada pedagang di sampingnya.

Pagi ini nek indri datang lebih pagi, karena Wisnu-anaknya harus berangkat lebih awal untuk hari ini, maka nek indri ikut berangkat lebih pagi.

"Semuanya sudah beres belum bu?" tanya Wisnu pada ibunya.

"Alhamdulillah udah hampir selesai ini, kamu berangkat aja sekarang, keburu telat nanti" nek Indri tersenyum simpul pada anak bungsunya.

"Ya sudah kalau begitu, aku berangkat dulu ya bu" pamit Wisnu menyalami ibunya.

"Iya, hati-hati di jalan ya" nek indri melanjutkan menata daganganya di meja yang ada di toko miliknya.

Nek indri memiliki 5 anak, 3 laki-laki dan 2 perempuan, ke empat anaknya telah menikah dan pergi merantau, tinggal si bungsu yang tinggal membersamainya. Nek indri amat bahagia, hidupnya di penuhi senyuman walau ia sedang tidak baik keadaanya, dirinya menganggap keluarganya adalah obat terpenting, ia bersyukur anak-anaknya menjenguknya saat liburan, bersama cucu-cucu kesayanganya.

setiap  bulan ia di setori oleh seluruh anaknya uang untuk keperluan dirinya, walau nek indri sudah memaksa anaknya untuk tidak lagi memberikan uang, anak-anaknya tetap tidak berhenti. Alasan nek indri adalah karena ia sudah cukup dengan keseharianya, menjual jajanan pasar, dan biasanya jika tersisa, uang dari anak-anaknya akan ia belikan sesuatu dan ia bagikan.

Sepagi ini, sudah banyak penjual sayur, lauk, dan lain-lainya. Nek indri berjalan sebentar ke warung sampingnya untuk membeli sayuran, meninggalkan tokonya yang masih sepi pembeli-karena mereka memang biasanya agak siang membeli dagangan nek indri.

"Ada sayur buncis tidak? Tempe?" tanya nek indri pada penjual sayur yang berada persis di samping tokonya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline