(8/1/2023) Pagi hari di Balai Desa Kemulan Kecamatan Turen Kabupaten Malang, mahasiswa KKM Reguler kelompok 156 mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik. Sosialisasi ini dihadiri oleh penggerak PKK dan kampung KB. Pelatihan ini diadakan untuk membantu masyarakat memanfaatkan limbah rumah tangga. "Melihat banyaknya sampah domestik atau sampah rumah tangga yang menjadi penyumbang 21,88 juta ton sampah di Indonesia pada tahun 2021, membuat kami ingin melakukan kontribusi untuk menangani hal tersebut" ucap pemateri.
Takakura adalah metode pengomposan yang ditemukan oleh Mr. Koji Takakura dari Jepang. Pada awalnya Mr.Takakura melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik yang cocok selama kurang lebih setahun. Kemudian ditemukanlah metode pengomposan dengan bantuan alat keranjang yang berlubang (keranjang takakura). Kelebihan dari metode Takakura yaitu praktis, bersih dan tidak berbau, sehingga bisa digunakan di dalam rumah (dapur).
Proses pengomposan dengan keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Media yang digunakan yaitu keranjang atau wadah yang berlubang seperti keranjang sampah, untuk medapatkan sirkulasi udara yang baik. Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu, setelah itu pupuk sudah matang dan dapat digunakan. Adapun ciri-ciri pupuk yang sudah matang adalah rasio C/N sebesar 10/20, suhu sesuaib dengan suhu tanah, berwarna kehitaman dan tekstur seperti tanah, dan berbau tanah.
Untuk membuat pupuk takakura alat dan bahan yang harus diasiapkan adalah sebagai berikut :
Alat :
1. Keranjang yang berlubang atau keranjang sampah
2. Kerdus
3. Kain
4. Kayu atau besi pengaduk
Bahan: