Membahas penyelesaian masalah kekerasan supporter di Indonesia ibarat mengurai benang kusut yang basah. Sulit dan butuh kesabaran extra. Kalau bisa memilih daripada benang itu harus kembali diurai, lebih baik benang kusut itu dibuang lalu dibakar, selanjutnya beli benang yang baru.
Persoalan kekerasan supporter memang persoalan kompleks dan multi dimensi. Semua pihak terlibat di dalamnya. Siapa saja? Ya semua, barangkali kita juga punya andil dalam hal kekerasan supporter terebut.
Mulai dari yang terlibat langsung maupun tidak langsung di lapangan. PSSI sebagai induk sepakbola di Indonesia memang menjadi pihak yang paling disorot tajam dalam hal ini, tetapi jelas bahwa PSSI juga tidak bisa kekuasaan untuk mengawasai dan mengatur semua hal.
Melihar pertandingan Persib dan Persija kemarin, yang berlangsun di Gelora Bandung Lautan Api. Tensi panas memang sudah terasa sejak beberapa hari sebelum pertandingan.
Bahkan seorang Bambang Pamungkas, salah satu pemain paling dihormati di Persija sudah memperingatkan para supporter untuk tidak hadir di Bandung. Peringatan Bambang tentunya sudah didasarkan atas pengalaman selama dia bermain untuk Persija dan melihat ganasnya supporter kedua belah pihak.
Seharusnyalah melihat kondisi ini, para pentolah pentolan supporter sudah memperingatkan para suporternya untuk dapat menahan diri untuk tidak pergi. Dan para supporter sendiri juga bisa menahan diri untuk tidak pergi ke lokasi berbahaya.
Peran lingkungan juga dibutuhkan ( keluarga) untuk memberi pengertian agar supaya berhati hati. Tidak ada yang perlu dibuktikan entah atas nama pembuktian keberanian atau paling hebat dengan menantang maut.
Para pemain Persija dan Persib juga sebenarnya bisa andil dalam meredam panasnya tensi pertandigan. Mereka yang notabene mereka mungkin sudah berteman akrab, juga sebaiknya bisa meredakan tensi sebelum pertandingan.
Bisa lewat akun media sosial dengan memajang foto bersama atau bisa juga mengeluarkan kata kata yang menyejukkan sebelum pertandingan. Para fans fanatik biasanya lebih mendengar omongan dari pemain idolanya daripada mendengar omongan dari pelatih atau manajer klub.
Para pemain inilah role model sebenarnya bagi mereka. Perilaku mereka di dalam dan di luar lapangan lah yang menjadi contoh bagi para supporter.
Kedatangan para pemain Persija menggunakan Mobil Baracuda sebenarnya jelas menunjukkan ada yang salah dengan sepakbola kita, okelah itu bagian dari faktor keamanan untuk para pemain.