Tulisan dibawah ini bukan bermaksud untuk merendahkan, ataumenjadikan tim nasional kita bahan tertawaan. Tetapi semata – mata adalah keinginan untuk mengajak semua pencinta sepakbola Indonesia terutama yang diberi mandat mengurusi sepakbola tanah air untuk sadar akan posisi dan kemampuan tim sepakbola kita dibandingkan dengan tim – tim yang berlaga di Piala Dunia 2014. Agar semua dapat mengukur sudah pantaskah para pejabat yang memangku kepentingan berbicara bahwa akan membawa tim nasional kita ke Pentas Dunia. Atau kah, Mereka hanya sedang beretorika kosong yang memberikan “angin surga ” kepada kita para pencinta sepakbola di negeri ini.
Piala Dunia 2014, telah berakhir dengan Jerman sebagai juaranya. Walaupun untuk merebutnya tentu bukan perkara mudah, karena kekuatan para peserta sudah sedemikian merata, hamper tidak ada perbedaan yang mencolok. Bahkan banyak tim – tim negara yang dianggap kuat membutuhkan membutuhkan “dewi fortuna” untuk lolos kebabak selanjutnya, hal itu dikarenakan ketatnya persaingan. Disini penulis akan menyoroti 5 (lima) elemen dasar dalam sepakbola yang dimiliki tim peserta dan membandingkan dengan apa yang dimiliki oleh tim nasional kita. Tentunya pemilihan tim terbaik dalam setiap alemen tidak bisa lepas dari subyektivitas penulis, tapi penulis mencoba bersikap objektif dalam hal ini. Kelima elemen tersebut adalah : Akurasi Umpan, Stamina, Kecepatan, Kolektivitas, serta Kreativitas.
Akurasi Umpan
Tim Terbaik ( Jerman ) : 85 Tim Nasional ( Indonesia ) : 55
Umpan yang akurat adalah jantung dari permainan sepakbola, selama 5 tahun kebelakang kita lihat bagaimana spanyol dan barcelona merajai sepakbola dengan tiki- takanya yang mengandalkan umpan yang akurat, tapi untuk Piala Dunia ini penulis memilih jerman sebagai tim yang yang memilik umpan dengan akurasi yang sangat baik.Walaupun sebenarnya semua tim yang berlaga di Piala DUnia ini sangat jarang terjadi salah umpan. Salah satunya buktinya jerman adalah pada pertandingan final dimana gol semata wayang diciptakan dengan saling pengertian akan umpan.Bagaimana dengan tim nasional kita? Jamak terdengar apabila tim kita bertanding kata- kata seperti “ umpan kok salah terus”. Secara skil penulis yakin tidak ada masalah dengan teknik mengumpan pemain kita, tapi diatas lapangan tentunya tidak semudah kita menonton dan berkomentar di depan televise. Emosi, tekanan penonton, demam panggung, dll dapat mempengaruhi konsentrasi pemain dan berdampak pada umpan –umpan yang dilepaskan, semakian konsentrasinya buyar semakin banyak kesalahan terjadia. Jalan keluarnya paling mudah adalah memperbanyak latihan bersama rekan satu tim, serta tugas jajaran pelatih untuk mengatasi masalah mental pemain yang sering turun khususnya dalam menghadapi pertandingan besar.
Stamina
Tim Terbaik (Belanda ) : 90 Tim Nasional ( Indonesia ) : 65
Untuk menunjang permainan sepakbola tentunya dibutuhkan stamina yang sangat baik. Cara paling modern yang penulis tahu adalah dengan mengukur VOmax ( Volume maksimal oksigen yang dapat diproses oleh tubuh) pemain. Pemain – pemain yang berlaga di kompetisi eropa mempunyai standart tinggi untuk ini, rata- rata diatas 70. Untuk Piala dunia ini penulis memilih Belanda sebagai tim dengan stamina mumpuni, dengan dua kali melakukan adu tendangan penalti saat berhadapan dengan kosta rika (Babak 8 besar) dan Argentina (Babak 5 Besar). Bayangkan memainkan 2 x 2 x 45menit ditambah 2 x 2 x 15 menit belum lagi penalti yang menguras emosi. Dengan begitu masih bisa menang 3-0 dari Brazil dalam perebutan tempat ketiga. Dan ingat waktu pertandingan yang jam 13.00 di daerah tropis dengan kelembapan tinggi, bagi pemain eropa, sangat menyiksa, bertanding dibawah panas matahari sampai wasit harus memberikan waktu Istirahat tambahan ditengah pertandingan. Sungguh luar biasa fisik pemain – pemain ini. Bagaimana dengan Tim Nasional kita? VOmax tertinggi masih dipegang oleh Evan Dimas dengan 64. Untuk Tim senior penulis tidak mempunyai data yang benar – benar aktual. Tim nasional Indonesia sebenarnya mempunyai bakat alam dan dikaruniai fisik yang tidak kalah dengan orang luar. Tetapi kadang - kadang akibat dari banyak pengaruh buruk setelah menjadi pemain professional atau salah dalam metode kepelatihan, maka semakin lama bukan stamina yang baik yang terbentuk tetapi justru semakin merosot. Penulis menyarankan perlu dibuat suatu standar bahwa di setiap tim yang berlaga di kompetisi harus mempunyai pelatih fisik tersertifikat tersendiri, sehingga metode pelatihan fisik dapat berlangsung dengan baik.
Kecepatan
Tim Terbaik : Argentina (85)Tim Nasional ( Indonesia ) : 60
Kecepatan transisi antara menyerang dan bertahan, kecepatan saat melakukan serangan balik, tentunya sangat berdampak kepada permainan suatu tim, tidak peduli dia dalam posisi menyerang atau bertahan. Banyak tim2 yang memakai taktik serangan balik, dan ini baru bisa berjalan apabila ada 1-2 pemain yang mempunya kecepatan “extra”. Kita lihat beberapa pemain yang memiliki senjata mematikan tersebut : Robben, Ronaldo, Neymar, Rodriguez, Suarez, Messi, Di Maria dan yang lainnya ( G. Bale, walupun tidak ikut). Adalah type pemain yang mengandalkan kecepatannya dalam menusuk pertahanan lawan tentunya ditambah dengan skill individu yang mumpuni. Kecepatan para tim ini sebenarnya nyaris sama, tetapi ada ada dua negara yang menulis penulis cukup menonjol secara tim berkaitan dengan kecepatan yakni Argentina dan Belanda. Sangat sulit sebenarnya tim pada yang mempunyai kecepatan tertinggi. Disini akhirnya penulis memilih Argentina diantara kedua Negara tersebut, dengan adanya Messi, Di Maria, Higuain, ditambah Aguero, tidak dapat dipungkiri argentina mempunyai stok pemain “super cepat” yang banyak.Apabila bola jatuh dikaki para pemain itu tentunya pasti memberikan ancaman yang serius untuk lawan. Bagaimana dengan tim nasional kita? Bibit- bibit pemain dengan skill kecepatan mumpuni sebenarnya tidak pernah habis. Kita ingat Aji Santoso, Ismed Sofyan pada masa jayanya, Andik Vermansyah, dan tentunya 2 bintang muda kita Maldini Pali dan Ilham. Tetapi yang jadi masalah kadang adalah pemain tersebut menjadi “individualis sejati” dan ini sangat kontraproduktif dengan kepentingan tim. Peran pelatih sangat besar disini selain tetap meningkatakan kecepatan pemain juga memberikan pengertian bahwa kecepatan itu adalah senjata rahasia untuk kemenangan tim, bukan untuk aksi individu.Tetapi secara tim, kecepatan kita masih dibawah tim – tim yang berlaga di Piala Dunia.
Kolektivitas
aTim terbaik : ( Jerman ) : 95Tim Indonesia (65)
Kolektivitas sangat mutlak dibutuhkan dalam sepakbola modern, permainan tim, bukan permainan individu, peran palatih sangat besar disini, ditambah kerelaan pemain untuk melepas ego ke-bintang-annya juga dibutuhkan. Ingat bagaimana Portugal yang notabene dihuni bintang lapangan hijau dengan Ronaldo tidak bisa berbuat apa2? Dikarenakan kurangnya kolektivitas, lebih banyak bermain sendiri. Lalu tim mana yang pantas menyandang kolektivitas tersebut? Jerman, tentunya. Dengan tidak ada bintang yang terlalu menonjol ( dalam kurun waktu 4 tahun belakangan tidak ada pemain jerman yang meraih permain terbaik di eropa dan dunia) tapi berkat kerjasama tim, kolektivitas, mereka bahkan bisa menghancurkan sang tuan rumah dengan skor 7-1.Jerman selalu tampil konsisten digelaran piala dunia minimal berada di 8 besar. Bagaimana dengan Tim Nsional kita? sepanjang penulis mengamati permainan timnas kita. kerjasama tim susah dibentuk, berbagai alasan klasik biasanya mengemuka setelah kalah atau gagal disuatu turnamen, alas an itu antara lain : waktu pelatnas yang pendek, lawan uji coba berkualitas kurang, ke – egoan pemain lebih menonjol, gonta – ganti pelatih yang membuat tim tidak mempunyai kerangka yang matang. Apa yang seharusnya dilakukan? Tentunya tidak gampang membentuk kerngka tim dalam waktu singkat, menyatukan berbagai individu dalam sebuah tim, menumbuhkan rasa saling percaya, selain waktu pelatnas yang harus agak lama, peran pelatih sangat dibutuhkan untuk memompa semangat tim., bila perlu dalam masa kompetisi pelatih timnas dapat terus berhubungan dengan pemain, untuk menjaga ikatan emosional dengan pemain,sehingga pada saatnya nanti berkumpul untuk pelatnas, rasa percaya diri pemain sudah dapat bertumbuh.
Kreativitas
Tim Terbaik (Belanda) : 95Tim Nasional Indonesia : 60
Kreativitas dalam sepakbola adalah bagaimana sebuah tim pada saat dihadapkan pada kondisi pertandingan yang nyaris tidak dapat meraih kemenangan melakukan suatu perubahan yang cepat sehingga dapat memenangkan pertandingan tersebut. Kreativitas sebuah tim tentunya bersumber dari sang pelatih. Tetapi pemain dilapanganlah sebagai eksekutornya. Daibutuhkan pemain dengan kemampuan membaca permainan yang mumpuni untuk menciptakan kreativitas tersebut, kita ambil 2 pemain dengan kreativitas diats rata-rata : Pirlo di italia dan Messi di Argentina, dengan peran begitu sentral mereka berhasil menunjukan kualitas mereka dilapangan, hampir tidak ada serangan kedua tim tersebutdilancarkan tanpa melalui kaki mereka. Merekalah otak tim dilapangan. Tetapi siapa tim dengan kreativitas terbaik penulis sekali lagi memilih Belanda. Dengan sepakterjang yang cukup fenomenal sejak dimulainya Piala dunia. Menang 5-1 atas spanyol, memakai taktik kuno 5-3-2, pergantian 2 pemain yang tepat saat menghadapi Autralia, serta pergantian kiper saat menghadapi kostarika. Disitu dapat kita lihat bagaimana kreativitas seorang pelatih dalam membaca permainan, serta para pemain dalam mengaplikasikan keinginan pelatih. Bagaimana dengan tim kita? dapat dikatakan sangat miskin kreativitas dan permainan kita cenderung monoton terutama untuk tim nasional senior, Belum ada jendral lapangan tengah yang mumpuni menjaga ritme permainan, serta peran pelatih yang kadang tidak mempunyai waktu untuk mengimplementasikan kreativitasnya dilapangan.
Berkaca dengan yang lebih baik bahkan yang terbaik, tentunya kadang kita menjadi minder, tetapi bukan itu intinya, bahwa timnas kita pun harus bisa seperti mereka, bahkan lebih dari meeka. Jalan kearah ditu sudah dirintis oleh Tim U 19, dengan pemilihan pemain yang tepat, metode latihan yang tepat, dedikasi seluruh tim, terutama sang pelatih. Hasilnya sedikit demi sedikit mulai kelihatan. Kekurangan pasti ada, tetapi bukan berarti menyerah, terus melakukan perbaikan demi kemajuan Tim Nasional kita dimasa depan.Penulis mohon maaf bila opini ini tidak sama dengan penilaian pembaca. Silahkan memberikan komentar. Ini negara demokrasi, tidak boleh sensi, apalagi anarki.
Majulah Sepakbola Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H