Lihat ke Halaman Asli

Leonardi Gunawan

TERVERIFIKASI

Karyawan

Perilaku Negatif Pengendara Sepeda Motor di Jalan Umum

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14104294001435938439

Jumlah kendaraan roda dua (sepeda motor) yang memenuhi jalan di Indonesia nyaris mencapai 80 juta unit. Itu berarti hampir semua penduduk dewasa di Indonesia dianggap mempunyai sepeda motor atau pernah memakai sepeda motor dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan kondisi tersebut tidak heran bahwa jalanan seperti lautan sepeda motor, apalagi pada jam-jam pergi dan pulang kerja. Keadaan “lautan sepeda motor” hampir terjadi di seluruh kota besar di Indonesia.

Halini tidak lepas dari banyak hal, terutama minimalnya transportasi umum yang layak dan murah, serta mudahnya memiliki sepeda motor itu sendiri tersebut. Sayangnya keadaan ini tidak diimbangi dengan makin baiknya perilaku para pengendara sepeda motor dijalanan, bahkan kian hari kian mengarah yang tidak baik

Dalam opini ini penulis akan menyoroti perilaku perilaku umum yang menyimpang yang sering kali tidak dianggap/ diabaikan karena sudah dianggap kebiasaan, padahal perilaku ini sebenarnya membahayakan bagi dirinya sendiri, terlebih lagi buat pengguna jalan umum lainnya.

Beberapa perilaku menyimpang yang sering dilakukan para pengendara sepeda motor adalah :

1.Abai menghidupkan lampu sen ( lampu tanda berbelok arah), hal ini acap kali dilakukan oleh pengendara sepeda motor, padahal betapa berbahayanya kalau pengendara tidak menyalakan lampu tersebut. Kendaraan dibelakang pengendara dapat menabrak kalau pengendara dengan tiba2 memperlambat kendaraan atau sering terjadi kendaraan dibelakang pengendara berhenti mendadak untuk menghindari tabrakan, tetapi kejadian selanjutnya dalah kendaraan yg dibelakangnya akan menambrak, maka terjadilah kecelakaan beruntun.

2.Bersepeda motor tetapi sambil menelepon dan ber sms – ria. Tentunya hal ini sangat-sangat berbahaya. Pada saat berkendaraan kita dituntut berkonsentrasi penuh. Apabila disambi dengan menelepon tentunya akan berbahaya selain tidak focus dalam berkedaraan juga tidak akan mendengar bila ada tanda / sirine kendaraan lain. Apabila kalau sambil ber sms – ria, tentunya kalau ber sms tangan yang memegang stang sepeda motor hanya tinggal 1, coba bayangkan saat ber sms tiba2 ada lubang di tengah jalan, apa yang terjadi, motor jadi tidak seimbang, kendaraan bisa jatuh atau menyenggol kendaraan lain, sangat- sangat berbahaya.

3.Bersepeda Motor sambil beriringan / bersebelahan serta ngobrol antar pengendara sepeda motor disaat dijalanan dengan kecepatan rendah. Umum terlihat dijalanan, apabila kita dijalanan umum ada 2 atau 3 motor berjalan berdampingan sambil mengobrol. Sikap ini sungguh tidak baik, selain hak orang dibelakanganya yang akan cepat jadi terhambat, serta juga berbahaya bagi dirinya karena jarak yang begitu dekat antar mereka. Apabila terjadi senggolan sangat berbahaya. Perilaku ini sebagian besar dilakukan oleh anak2 ABG. Yang mungkin kurang paham akan etika berlalu lintas, sebaiknya hal ini tidak dilakukan karena sangat menggangu pengguna jalan yang lain.

4.Menerobos lampu lalu lintas. Beberapa instilah yang sering kita dengan bahwa untuk sepeda motor lampu lalu lintas itu Cuma ada 2 yaitu, kuning dan ijo, maksudnya adalah warna merah untuk berhenti diabaikan. Hal ini sangat mengganggu, sehinggga pengendara yang memang “ jatahnya” hijau juga akan berhati2 melewati persimpangan. Mereka kuatir kalau2 ada pengendara dari sebelah yang nekat “nyelonong” masuk. Hal ini selain berdampak pada membahayakan keselamatan juga akan membuat waktu untuk “melintasi” persimpangan menjadi lambat. Kendaraan yang melewati jg semakin sedikit, direnakana pengendara harus berhati2 terhadap perilaku menyimpang orang lain.

5.Menunggu / berhenti di lampu lalu lintas bukan pada tempatnya, tetapi di zebracross, Jamak terlihat di lampu lalu lintas para pengendara motor memberhentikan sepeda motornya jauh kedepan dari garis yang telah ditentukan, ini menunjukkan sifat tidak disiplin juga merugikan para pejalan / kaki atau yang menggunakan zebracross. Belum lagi kalau menutup jalan kendaraan lain.

6.Memodifikasi sepeda motor, Modifikasi tentunya tidak salah tetapi seyogyanya modifikasi tersebut tidak merugikan diri sendiri terlebih lagi orang lain. Modifikasi yang paling sering adalah mengganti knalpot sepeda motor dengan racing yang suaranya sangat mengganggu pengendara yang lain. Efek negative dari hal in adalah pengendara yang lin jelas terganggu, juga menjadi kurang awas terhadap tanda / sirine/ bunyi yang lain. Perlu diingat bahwa kendaraan yang sudah dihaslkan dari pabrik tentunya sudah melewati serangkaian test dan penelitian serta pengujian, sehingga apa yang melekat di kendaraan tersebut tentunya sudah diperhitungan dengan seksama. Apabila kita mau memodifikasi bagian tertentunya sebaiknya dipertimbangkan kembali aspek keamanannya. Bukan sekedar gaya2an atau nyaman dipakai.

7.Melepas kaca spion sebelah kiri, Tidak jelas juga apa yang membuat sebagian besar pengendara sepeda motor melepas bagian penting ini, biasanya hanya karena gengsi semata, padahal kaca spion ini sangat berguna untuk melihat ada apa dibelkang kita, terutama saat membelok.

Beberapa hal diatas adalah sebagian kecil dari perilaku berkendaraan kita sehari-hari terutama sepeda motor. Masih banyak hal yang sebenernya yang dapat diungggap mengenai perilaku berkendaraan di jalanan umum.

Kiranya aparat kepolisian dan pemangku kebijakan lainnya dapat segera menertibkan masalah2 ini. Kalau boleh usul dalam pembuatan sim selain dituntut pengetahuan dan skill dalam berkendaraan juga harus ada test dijalan dan diberikan pelajaran etika berkendaraan. Sebab mungkin secara skill dia sudah bisa mengendarai kendaraan. Tetapi secara etika berlalu lintas masih jauh dari harapan ( semau sendiri).

Kiranya dengan kesadaran pengenendara motor dan disertai ketegasan aparat terkait maka perilaku berkendaraan di Indonesia dapat semakin baik.

Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline