Lihat ke Halaman Asli

Server Down: Benarkah Penyebab Kekacauan Penerimaan Murid?

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_186577" align="alignleft" width="120" caption="sumber: dukuh09.co.cc"][/caption] Kekacauan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online di DKI Jakarta menimbulkan kehebohan di kalangan orang tua dan juga menjadi berita utama di berbagai media. Berbagai pihak yang terlibat memberikan penjelasan atas peristiwa tersebut. Kepala Dinas Pendidikan DKi di hadapan Komisi E DPRD DKI menyatakan bahwa penyebabnya adalah kerusakan pada server komputer. Tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan pada berbagai pihak yang telah mengupayakan yang terbaik agar acara tersebut dapat berjalan dengan baik, pernyataan tersebut tetap menarik untuk dikaji sebagai upaya pembelajaran buat kita semua. Pertanyaan utama dari masalah tersebut adalah: "benarkah tidak berfungsinya server (server down) adalah penyebab utama kegagalan acara tersebut? Sekedar informasi, dalam jaringan komputer dikenal istilah server dan clientClient adalah komputer yang digunakan untuk mengakses data atau informasi dari pusatnya (server). Jadi server adalah yang memberikan data atau informasi sehingga tidak berfungsinya server akan berakibat sistemik. Ada banyak penyebab tidak berfungsinya server namun saya tidak dalam memiliki kompetensi untuk menjelaskan secara teknis. Penyebabnya harus dilihat kasus per kasus oleh ahlinya. Hal ini bisa dilihat dengan cara lain. Jika kita menggunakan pola pikir sebab akibat, tidak berfungsinya server dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, sebagai akibat karena berfungsinya server membutuhkan serangkaian proses pendukung baik secara teknis operasional maupun manajemen. Secara teknis tentunya sudah dipikirkan kemampuan server untuk menampung melonjaknya jumlah pengakses situs tersebut. Jumlah yang sebenarnya dapat diperkirakan dengan mudah. Saya rasa hanya dengan mengalikan jumlah murid yang akan diterima dengan rasio penerimaan dan ditambah dengan cadangan kapasitas akan diperoleh perkiraan kapasitas yang dibutuhkan. Misal jumlah murid yang akan diterima 1000 orang, rasio 1:30 dan cadangan 20% maka akan kapasitas server yang dibutuhkan adalah 1000x30 = 30.000 ditambah 20% = 36.000. Untuk membuat server bisa berfungsi sesuai dengan tuntutan kapasitas diperlukan manajemen yang bisa mengupayakan perangkat keras, perangka lunak dan sumber daya manusia yang sesuai. Semuanya membutuhkan perencanaan yang matang. Bahkan untuk hal yang penting seperti PPDB sudah seharusnya ada sistem cadangan yang memungkinkan sistem tetap berfungsi meski terjadi gangguan pada sistem utama. Kedua, sebagai sebab karena kegagalan server mengakibatkan serangkaian masalah seperti yang terjadi sekarang ini. Pola pikir ini tidak melihat PPDB sebagai suatu sistem yang utuh, hanya melihat server sebagai segala-galanya. Padahal server hanyalah alat yang hanya dapat berfungsi bila faktor pendukungnya berfungsi dengan baik. Ada kecenderungan dalam mencari akar masalah dengan menyebut akibat atau dampak sebagai penyebab. Berikut 2 contoh yang saya yakin kompasianer tahu. Jika kita tanya petugas di bandara saat terjadi keterlambatan pesawat hampir pasti jawabannya adalah ada masalah teknis atau pesawatnya belum datang. Hal yang sama juga terjadi ketika ditanya apa yang menjadi penyebab kemacetan di DKI? hampir pasti jawabannya adalah banyaknya kendaraan. Padahal banyaknya kendaaraan bisa juga dilihat sebagai akibat buruknya transportasi umum. Kelucuan seperti ini pernah saya tulis dalam artikel terdahulu. Cara pandang seperti ini membuat polemik menjadi santapan harian kita. Pikiran dan tenaga terbuang sia-sia hanya untuk berpolemik yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk sedikit demi sedikit menyelesaikan masalah yang ada. Tidak ada hal besar yang bisa dicapai dengan mudah, semuanya perlu waktu dan perencanaan yang matang. Kejujuran mengakui kekurangan yang ada merupakan syarat mutlak untuk perubahan menuju yang lebih baik. Salam Maju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline