Akhir-akhir ini kata sistemik menjadi sangat populer di media massa terlebih dengan hebohnya kasus Bank Century. Dalam tulisan ini saya mencoba mengungkapkan pemahaman saya tentang pengertian sistemik ditinjau dari ilmu biologi yang saya pelajari di SMA. Mudah-mudahan apa yang masih ada dalam ingatan saya benar adanya karena pada saat pelajaran tersebut saya hadir di kelas, tidak sedang bolos hehehehe. Dalam ilmu biologi dikenal istilah sel yang merupakan bagian terkecil dari makhluk hidup, sekelompok sel akan membentuk jaringan, sekelompok jaringan akan membentuk organ dan sekelompok organ akan membentuk sistem. Contoh sistem pernapasan manusia terdiri dari beberapa organ yaitu hidung, tenggorokan dan paru-paru. Dalam ilmu fisiologi (faal) sebagai salah satu lanjutan dari ilmu biologi dipelajari bahwa gangguan pada salah satu organ akan mengganggu keseimbangan sistem tersebut. Contohnya ketika flu, hidung tersumbat dan terjadi sesak napas sehingga paru-paru harus bekerja keras agar kebutuhan oksigen tubuh tetap terpenuhi. Betapa teraturnya sistem yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa sehingga setiap ada gangguan maka tubuh akan segera melakukan proses kompensasi agar fungsi tubuh dapat berjalan normal. Sampai batas tertentu tidak dibutuhkan intervensi dari luar berupa obat atau tindakan lain. Tentu saja pada flu yang merupakan penyakit ringan, batasan perlu tidaknya intervensi bersifat relatif karena tergantung pada kebiasaan penderita. Ada orang yang segera makan obat begitu terasa gejala akan flu dan ada juga yang membiarkan saja flu yang diderita atau hanya dengan beristirahat sampai sembuh dengan sendirinya karena mekanisme perlawanan yang dilakukan oleh sistem kekebalan tubuh. Rasanya hampir semua gangguan pada salah satu organ akan berpengaruh pada sistem terkait sehingga hampir semua gangguan atau penyakit pada tubuh bisa disebut penyakit sistemik. Contoh sederhana lainnya adalah luka. Bila terjadi luka (umumnya dianggap sebagai gangguan lokal) misalnya karena tersayat pisau atau tergores di lantai yang kasar maka tubuh akan segera melakukan serangkaian proses yaitu pembekuan darah agar darah tidak terus mengalir dan sistem kekebalan tubuh akan segera bekerja untuk mencegah terjadinya infeksi. Selanjutnya kulit akan melakukan regenerasi untuk menutup luka agar bisa kembali seperti sedia kala. Contoh lainnya adalah benturan yang terjadi pada salah satu bagian tubuh. Bagian tubuh yang terkena benturan akan bereaksi dengan timbulnya rasa sakit dan mungkin juga bengkak. Rasa sakit dan bengkak merupakan salah satu proses fisiologis tubuh dalam menanggapi sesuatu yang terjadi dan timbul karena tubuh memiliki sistem respon. Ini juga bersifat sistemik karena melibatkan suatu sistem respon meski respon yang terjadi bersifat lokal,hanya pada tempat terjadinya benturan. Dari analogi diatas dapat dikatakan bahwa semua gangguan pada tubuh bersifat sistemik dengan pengertian bahwa ada sistem yang terganggu atau diperlukan bantuan dari sistem yang ada dalam tubuh untuk mengatasi gangguan yang ada. Penyakit flu berbeda dengan diabetes, darah tinggi (hipertensi) atau kolesterol tinggi (hiperkolestrolemia) yang telah mempunyai standar tersendiri untuk menentukan kapan diperlukan obat untuk mengatasi masalah atau mengendalikan penyakit tersebut. Adanya standar pengobatan yang berdasar bukti (evidence-based) sangat membantu dokter dalam menangani penyakit tertentu. Namun demikian faktor penyesuaian terhadap kondisi individu pasien (lege artis) masih tetap diperlukan untuk memberikan hasil yang optimal. Kombinasi pengetahuan dan pengalaman sangat membantu dokter dalam memberikan terapi yang efektif. Karena kesempurnaan yang dimiliki oleh ciptaan Yang Maha Kuasa, alangkah baiknya bila semua sistem yang dibangun untuk mengelola organisasi, perusahaan atau negara dapat mengacu pada sistem fisiologi tubuh dimana semuanya sudah tertata dengan begitu sempurna. Rasanya tidaklah berlebihan bila suatu waktu akan ada kajian baru misalnya fisiologi politik, fisiologi ekonomi atau fisiologi hukum karena membahas politik, ekonomi dan hukum berdasarkan dampaknya secara fisiologi dengan mengumpamakan negara sebagai tubuh manusia. Negara sebagaimana halnya tubuh juga memiliki sistem yang saling terkait sehingga sulit untuk mengatakan bahwa peristiwa pada salah satu bagian hanya bersifat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H