Lihat ke Halaman Asli

It's the People, Stupid

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentu hampir semua orang yang mengikuti berita politik internasional pernah mendengar frasa yang mirip diatas. Ya, frasa itu mengutip dari slogan jitu Bill Clinton saat mengalahkan George W. Bush senior. Frasa di atas memberikan penekanan pada satu kata kunci yaitu people, orang atau sumber daya manusia. Kalau kita perhatikan dari semua kekacauan yang terjadi dari peristiwa di rumah, lingkungan, negara bahkan dunia semuanya dipengaruhi oleh peran orang yang  ada di dalamnya. Jadi semuanya kembali kepada orang yang terlibat di dalamnya. Dalam istilah manajemen sering digunakan "the right man on the right place", orang yang tepat di tempat yang tepat. Perselisihan di rumah tangga merupakan hal yang lumrah terjadi karena menyatukan 2 orang dengan latar belakang yang berbeda. Seiring dengan waktu semestinya perselisihan akan semakin jarang karena telah timbulnya saling pengertian. Jika masih berlanjut masalahnya mungkin terletak pada orangnya. Apakah terjadi kekeliruan dalam pemilihan pasangan hidup? Kekeliruan yang mungkin terjadi karena kriteria pemilihan yang mengutamakan hal-hal yang tidak esensial bagi terwujudnya suatu keluarga yang baik. Dalam dunia kerja, pemilihan karyawan merupakan faktor kunci bagi keberhasilan organisasi. Terlebih lagi dalam proses promosi dimana seseorang akan diberi kepercayaan menduduki suatu jabatan yang berdampak besar bagi tujuan organisasi dan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Proses promosi tentu harus memperimbangkan semua hal dari kemampuan teknis, penguasaan masalah, hubungan interpersonal, kemampuan memecahkan masalah dll. Kandidat dituntut untuk memiliki IQ, EQ bahkan SQ  yang meski untuk kedua hal terakhir belum ada standar pengukuran yang sahih. Singkatnya seseorang dituntut untuk memiliki keseimbangan atas semua unsur sebagai manusia yang utuh. Meski disadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, upaya mencari yang terbaik diantara yang ada  dengan melalui proses yang transparan tanpa mengutamakan kepentingan pribadi pemegang kuasa akan memberikan hasil yang terbaik dibandingkan dengan proses yang penuh dengan kepentingan pribadi atau golongan yang biasanya penuh dengan akal-akalan. Sudah dimaklumi bahwa dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas adanya politik yang diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan. Dalam politik tidak ada yang abadi. Keabadian hanya ada pada 'kepentingan' sehingga sering membuat persolan semakin rumit. Dilihat dengan pikiran positif, banyaknya pihak yang punya perhatian untuk mewujudkan suatu sistim yang baik patut ditanggapi dengan baik karena keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada partisipasi anggotanya. Namun banyaknya kepentingan yang harus diakomodir tentu semakin menambah kerumitan dari setiap masalah yang ada. Sebagai penentu arah, kepemimpinan memegang peranan penting dalam suatu organisasi dan  di tangan pemimpin yang bijaksana semua masalah akan teratasi dengan baik. Akhirnya memang semua kembali pada orang yang melaksanakannya, pemimpin dan warganya. Segala macam aturan yang dibuat tidak akan berguna jika pelaksananya tidak punya niat yang tulus untuk melaksanakan amanah yang diberikan. It's the people, stupid.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline