Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Nurul Hajar

Untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan

Senyum Abang Becak

Diperbarui: 19 Februari 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini saya iri sama abang becak. Pagi pagi sumringah sambil membantu petugas lalulintas di pertigaan menuju ke sekolah anak saya. Tentu ini bukan karena baru baru ini KPU habis menyelenggarakan pesta rakyat yaitu Pilpres dan Pileg. Saya yakin itu, karena bukan kali ini saja. Beberapa abang becak yang mangkal dipertigaan itu pada pagi jam anak berangkat ke sekolah sering membantu petugas lalulintas.Sepagi ini saya belum sempat tersenyum. Saat mengantarkan anak semuanya datar datar saja. Pikiran masih fokus pada pekerjaan. Baik pekerjaan rumah yang belum selesai 100% maupun pekerjaan kantor yang terbaru baru kemarin disosialisasikan. Yang lama masih menanti.

Saya menyadari, mungkin tidak hanya saya yang mengalami keadaan tersebut pagi ini. Pada suatu rentang tertuntu lebih mampu abang becak. Mampu tersenyum di pagi hari menjalani hidup hari ini. Walaupun yang disana itu lebih banyak uangnya.

Banyak uang bagus, baik dan dapat membantu banyak orang. Tetapi banyak kasus, banyak uang belum tentu membuatnya bahagia.

Bahagia, kebahagiaan atau "happiness" kata orang tidak mahal. Tetapi tidak mudah.

Terkait hal ini, diakhir hayatnya salah satu pesan Steve Jobs, salah satu pendiri Apple, adalah jagan ajari anak anak mencari uang. Tetapi ajarilah mereka mencari kebahagi.aan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline