Lihat ke Halaman Asli

Dia ... Bisakah Kau Menerimanya ?

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perjumpaan dengan seorang sahabat yang 2 tahunan hampir tidak bertemu langsung menggelitik ku untuk kembali menulis catatan ini . Tapi sudahlah masih sekitar cerita tentang pasangan hidup yang sampai saat ini belum dia temukan .

Selalu bertanya ke padaku kapan aku bisa menikah ?. Sering ku jawab semoga dalam waktu dekat pasti secepatnya kau di pertemukan dengan pasanganmu , yang pasti jawabanku adalah jawaban yang selalu membesarkan hatinya agar tidak putus asa .

Usiaku dah mendekati 35 thn , aku loh wanita ?. Kembali ku jawab ." adakah batasan umur untuk di pertemukan jodoh". Hanya di jawab." iyah juga sih ....".

Apakah kelak dia baik ?. kembali ku jawab yah dia baik , kusimpan rapat dalam fikiranku tergantung standard / parameternya  apa yang bisa di katakan baik karena setiap orang beda penafsiran  .

Dari banyak pertanyaan ada satu yang cukup menggelitik ku , bagaimana jika dia sudah ada yang memiliki ?.Yah kalau emang takdir siapa yang bisa menolak,  jawabku  . Mungkin mulut berkata setialah kepada pasanganmu , tapi ketika sang mantan berkata aku harusnya bisa bahagia denganmu dan meninggalkan semua beragam problema rumah tangga yang membuatnya menyesal salah menikahi pasangan nya sekarang , Engkau diam sejuta kata .

Waktunya aku bertanya ," jika kelak hal buruk terjadi dan dia meninggalkan pasangannya untuk kembali kepadamu , apa pilihan mu untuk nya ?". Engkau menjawab ," aku akan berusaha memperbaiki hubungan nya dengan pasangan nya . Pasti pemikiran normal ini hal yang baik dan benar menurut semua orang . Tapi coba sadarilah sahabatku , dia bersusah payah membagi perhatian , memendam keinginan , dan menutup kesempatannya untuk bahagia , yah bahagia namanya . Dia korbankan hati , mungkin juga mimpinya . Ukuran  sebuah hubungan yang baik soal hati  awalnya ketika harus berakhir pasti meninggalkan bekas luka yang dalam .

Pertanyaanku semakin dalam , " jika ia tidak meninggalkan pasangannnya dan tetap bisa bersama mu entah caranya bagaimana , apa reaksimu ?". " AMIT - AMIT , jadi yang kedua  ", itu katamu . Pernahkan engkau berfikir Fatimah mau menjadi yang kedua saat di nikahi oleh nabi karena dia putus asa atau bodoh ? .Yah mungkin di era modern perselingkuhan dan kawin siri bukan hal tabu lagi , memang sih semua hampir di ikuti nafsu dibandingkan niat baik Kadang wanita lebih melihat sisi buruk sebuah poligami , dan jarang mau menerima keadaaan . Wanita lebih senang di bohongi dengan perselingkuhan di bandingkan dia menerima orang lain dan mau berbagi bahagia . Dan pria dengan keinginan nya menutupi dengan apapun caranya .

Apakah pria mudah membagi kasih sayang ?. Maaf sahabatku engkau salah , Jika wanita dengan logikanya menikah dan memiliki keturunan maka hampir 99 % semua perhatian dan kasih sayang nya di berikan untuk anaknya . Berbanding terbalik dengan pria yang lebih rasional , pria akan mengangap anak kelak akan meninggalkan mereka dan menyisakan kamu , iyah  kamu yang menemani hingga akhir hayatnya atau sebaliknya  . Dan satu hal tangisan seorang laki - laki adalah sebuah kejujuran dibandingkan rayuan atau setangkai mawar sebagai pembuktian arti sebuah kasih sayang, ingat bukan rekayasa untuk alibi semata !.

Mungkin bisa kusimpulkan , mungkin ini kesalahan terindah dari arti sebuah kasih sayang , mimpi mu dan mimpinya sama , sadar atau tidak kamu dan dia sama - sama menyesal mengapa tidak mengambil kesempatan itu kemarin ketika masih sama - sama sendiri . Belajarlah menerima jika memang ini garis pilihan Tuhan untuk mu ,Tapi ingatlah sahabatmu yang baik  tidak akan pernah meninggalkan mu ketika dalam keadaan sulit .......

GYSHA, ATRIUM SENIN-Jakarta

18-04-2015

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline