Lihat ke Halaman Asli

“CARILAH PESAN YANG TERSEMBUNYI ITU”

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_87034" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi : Google"][/caption]

Surat ini saya kirim lewat mereka yang baca isi pesan ini,

Surat ini tidak harus untuk dimengerti, tapi juga cukup mudah dipahami bila kita punya kejujuran hati.

Tangerang, 5 Maret 2009

Kepada

“Sebuah Negeri yang goncang”

Dimanapun kita dibawa

Dengan penuh kesedihan,

Dengan dibuatnya surat ini oleh jari yang menari diatas keyboard laptop, dengan warna kusam didalam kamar yang penuh poster bintang musik dan juga beberapa foto teman-teman yang ditempel ditembok yang menghiasi kamar lewat senyuman, candadan tawa mereka. Dari teman waktu kecil sampai teman-teman kerja sekarang yang selalu punya cerita tersendiri untuk menjadi cerita dan menyimpan sesuatu kenangan yang seduh diceritakan.

Kalian bagaikan satu keluarga denganku, kalian adalah lingkaran dan juga sebagai warna kesatuan dari begitu banyaknya warna yang mengisi hariku, sampai akumenulis surat ini untuk sebuah negeri yang goncang. Yang sama-sama kita tinggali, yang bernasib sama atas nama keluarga besar kita “Indonesia”. Karena merasa aneh akan semua ini maka ku putuskan menulis pesan ini untuk siapa saja yang merasa menjadi keluarga kita.

Kerinduhan yang teramat dalam sampai aku tak tahu bagaimana aku berharap bisa menangis?! Agar bisa kembali menjadi keluarga besar yang penuh senyum, canda dan tawa seperti di foto itu teman. Aku tak pernah merasa menangis pada saat berdoa kepada Tuhan, aku tak pernah merasa kalah dalam hidup. Tapi tidak kali ini teman, rasa yang amat besar yang ku pendam untuk menangis melihat kita yang masih berpangku tangan melihat kenyataan dan musibah yang melanda keluarga besar kita. Ku akui bahwa akupun kalah.

Sebuah pertanyaan itu muncul sebelum aku menulis pesan ini teman, pertanyaan itu selalu menggangu ku dan selalu mengikutiku. Pertanyaannya seperti inilah “Kenapa kita dititipkan Tuhan hidup dikeluarga besar ini? Pesan apakah yang tersembunyi dari Tuhan untuk diri kita? Tanyalah pada diri kita kembali !! karena pertanyaan ini sering kita tidak sadari dan sering pula terlewati.”

Jika memang badai itu pasti berlalu, maka aku berharap besok ketika ku buka mata pertama kali dan ku buka jendela rumah keluarga kita. Maka kita bisa lihat warna pelangi dipagi hari dan kita rasakan pula embun pagi yang bening seperti wajah keluarga besar kita dan kita bisa dengar burung yang bernyanyi dengan suara yang mengisyarakatkan “teruslah bangkit..!!. teruslah bangkit..!!. teruslah bangkit..!!. teruslah bangkit..!!. teruslah bangkit..!!.

Salam keseduhan,

GUL., 21. 25 dikamar…

Selalu saya berharap surat ini dibuka kembali, ketika kita sadar bahwa kita adalah keluarga besar, ketika kita sama-sama merasakan punya kerinduhan yang sama dalam hangatnya senyum, canda dan tawa keluarga kita.

***

~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~

Oleh Gw Untuk Lo~PiSs ah…!! :P




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline