Lihat ke Halaman Asli

Nostalgia Ujung - Kamal, Hidup Segan Mati Tak Mau

Diperbarui: 3 Februari 2024   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

patung Jalesveva jayamahe (dok pribadi)

Saat itu tiba-tiba terlintas dalam benakku, sekilas kenangan saat masa kecilku ketika diajak pergi ke pulau Madura yang pada saat itu jembatan suramadu masih dalam proses pembangunan, salah satu alat transportasi yang dapat menjangkau Pulau Madura yaitu kapal ferry, setelah cukup lama melamun akhirnya aku memutuskan pada hari itu untuk pergi ke Pulau garam tersebut sekadar menghilangkan suntuk dan bernostalgia, aku mencoba menghubungi beberapa temanku dan merekapun setuju, pagi itu kami bergegas menuju ke pelabuhan Ujung yang terletak di Perak Surabaya.

Tempat tunggu kapal ujung surabaya (dok pribadi)

Tak seperti yang kami kira, ternyata pelabuhan ini cukup sepi, tidak seperti dulu ketika jembatan Suramadu belum dibangun, tanpa berlama-lama kami menuju loket pembelian tiket, ternyata pembayaran harus menggunakan e-money kalau tidak salah sebesar 15500 untuk kendaraan motor dibawah 500cc. setelah membayar kamipun menuju deretan kursi tunggu yang sudah disediakan didekat pintu dermaga, sambil menunggu ferry yang akan membawa kita menyebrang selat madura, sambil memandang kiri dan kanan sejenak diriku bernostalgia, sungguh miris memang dermaga yang dahulu sangat sibuk dan ramai kini berubah menjadi sepi , hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu Ferry dan juga beberapa pedagang asongan yang setia menjajakan makanan yang ia bawa, walaupun banyak yang tidak menggubrisnya.

Kapal ferry ujung kamal (dok pribadi)

tak lama menunggu kapal yang akan membawa kami ke pulau madura akhirnya bersandar 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline