Lihat ke Halaman Asli

Giovannesandesva Hendri

Mahasiswa UIN SUSKA RIAU Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendiidkan Bahasa Indonesia

Pengaruh Negatif Stunting Terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Diperbarui: 21 Desember 2021   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penulis : Giovannesandesva Hendri 

Abstrak 

Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat indonesia saat ini, berbagai upaya pemerintah menangani penyakit stunting ini, seperti memperikan pengarahan serta sosialisasi  kepada masyarakat untuk mencegah stunting terhadap perkembangan anak. Banyak sekali masyarakat yang belum menyadari dampak seperti apa yang diberikan penyakit stunting ini, dimana sebagian masyarakan hanya menganggap hal itu biasa. Padahal hal yang dianggap biasa itu sangat berdampak kepada perkembangan anak, dan seharusnya orang tua lebih memperhatikan hal itu karena disitulah kita dapat mencegah stunting pada anak serta meningkatkan kemampuan kognitifnya.

Pembahasan 

Stunting adalah suatu keadaan dimana kondisi badan anak yang tinggi badannya terlalu pendek tidak sesuai usianya, karena kurangnya gizi yang diberikan sehingga pertumbuhan anak menjadi terhambat. Sedangkan kemampuan kognitif menurut yusuf (2021 : 126) adalah kemampuan berfikir anak untuk memahami ilmu pengetahuan secara luas, kemampuan ini sangat penting karena membuat anak paham dalam berlingkungan masyarakat.  Salah akibat satu akibat dari stunting adalah kurangnya kemampuan kognitif anak, selain tinggi badannya yang tidak sesuai dengan usianya stunting juga memberikan dampak negatif dimana anak lebih susah untuk berfikir dalam menyelesaikan masalahnya.

Kesehatan ibu saat mengandung sangat memengaruhi perkembangan anak saat di dalam kandungan. Gangguan pertumbuhan dalam kandungan dapat menyebabkan berat lahir rendah (WHO, 2014). Penelitian yang dilakukan di Nepal menunjukkan bayi bayi yang kekurangan berat badan memiliki resiko terkena stunting (Paudel, et al : 2012). Panjang lahir bayi juga berhubungan dengan kejadian stunting. Sedangakan penelitian di Kendal menunjukkan bahwa kurangnya tinggi anak juga bisa menjadi resiiko anak terkena stunting (Meliyasari dan Isnawati : 2014). Faktor lain yang berhubungan dengan stunting adalah asupan ASI Ekslusif pada balita. Pemberian ASI Eklusif yang kurang juga menjadi resiko terkena stunting, hal ini juga sudah diteliti di Ethiopia Selatan (Fikadu, et al : 2014). Sebenarnya banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting seperti tidak adanya riwayat pemberian ASI Eklusif, kurangnya pendapatan keluarga, kurangnya pendidikan ibu, dan tidak ada pengetahuan gizi dari ibu. Faktor faktor tersebut sebisa mungkin untuk dicegah, agar anak bisa tumbuh dan berfikir secara normal. Pemberian ASI Eklusif sangat menentukan pemberian gizi kepada anak, ibu hamil juga harus menjaga kesehatan saat mengandung dan melahirkan anak.

Kesimpulan 

Banyak sekali anak anak indonesia yang menderita stunting, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi. Karena dampak yang diberikan begitu besar terhadap anak, dimana banyak anak anak indonesia yang tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya karena tidak adanya pencegahan yang diberikan sehingga hal itu terus berlanjut hingga ia dewasa. Selain itu ada kondisi diamana anak anak sulit untuk berfikir, sehingga mereka sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan luas. Seharusnya orang tua harus memperhatikan hal ini dengan serius karena ini menyangkut perkembangan anak di masa depan, pemeberian gizi yang cukup bisa mencegah terjadinya stunting terhadap anak, serta menjaga kesehatan ibu saat mengandung karena peran keluarga sangat menentukan upaya pencegahan stunting.

Daftar Pustaka

Daracantika, Aprilia, Ainin, Besral. 2021. Systematic Literature Review : Pengaruh Negatif Stunting Terhadapt Perkembangan Kognitif Anak. Bifokes Volume 1 Edisi 2.

Ni'mah, Khoirun, Nadhiroh, Rahayu, Siti. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya. Media Gizi Indonesia Vol. 10 No. 1.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline