Lihat ke Halaman Asli

Agus Hulu

Check it out

Asia Timur : Pembawaan Jati Diri Untuk Membawa Perkembangan Masing-Masing Negara. Bagaimana dengan Indonesia?

Diperbarui: 15 Juli 2019   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Seperti yang kita ketahui, negara-negara di Asia Timur sedang menunjukan taringnya dan menancapkan kukunya di dunia internasional. Seperti Jepang, Korea, China, bahkan Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan ini hingga sekarang, perkembangan masing-masing negara mengalami pasang surut namun tetap berjalan.

Jepang, merupakan salah satu negara yang dicirikan sebagai pelopor kemajuan teknologi di kawan Asia. Bahkan sebuah kota di Jepang yaitu Tokyo, merupakan salah satu kota tersibuk di dunia. Dengan kemajuan teknologinya, 

Jepang merupakan sebuah negara yang juga sangat kental dan terkenal adat, budaya dan tradisinya. Bahkan diusung juga sebagai negara yang mampu mempertahankan budaya tradisional dan modernisme yang mampu menerapkannya secara berdampingan. Dari sisi teknologi yang sangat baik, Jepang juga terkenal dengan negara pertama penghasil dan pengekspor otomotif terbesar di dunia. Namun setiap negara pasti penrnah mengalami pasang surut dalam kehidupan ekonominya.

3e0a0bdc-c140-4f95-a60c-c3b1572a8849-169-5d2bb38b097f3634903ae0e3.jpeg

Semenjak usai perang dunia ke-2, kebijakan ekonomi Jepang yang lebih condong mengadaptasi kebijakan ekonomi Neo-Liberalisme a la Amerika Serikat. Pemberlakuan pajak oleh pemerintah bagi masyarakat yang perekonomiannya berkelas menengah kebawah memang dirasa meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) di negaranya, namun dampak peningkatannya tidak dirasakan oleh masyarakatnya, alias tidak menguntungkan. Para ahli ekonomi di Jepang menyarankan agar pemerintahan Shinzo Abe melakukan strategi lain agar ekonomi negaranya tidak anjlok.

Pada pertengahan tahun 2019 ini, ekonomi Jepang pengalami peningkatan. Penaikan dan penarikan pajak yang dirasa tidak ada perubahannya bagi ekonomi negaranya perlahan membuahkan hasil, dan disamping itu juga investasi perusahaan-perusahaan mengalami penguatan.

Sedangkan pergerakan sosial, budaya dan ekonomi di China sudah tidak dapat dihindari. Banyak dimana-mana terdapat produk-produk, budaya, bahkan orang-orang China yang merantau di negara lain. Hegemoni China sudah tidak bias dipungkiri oleh negara lain di dunia ini. Pertumbuhan ekonominya juga sangat pesat, hingga saat ini China mampu bersaing dengan negara super-power, Amerika. Dalam segi perdagangan, China dikenal sebagai ahlinya dalam berdagang. Perang dagang yang dilakukan China dengan Amerika membuktikan kekuatan ekonomi China sudah sangat berkompeten di dunia internasional. Perubahan ekonomi selama beberapa decade di negara ini, mampu membawa rakyatnya keluar dari kemiskinan.

2657231p-5d2bb3b4097f362acc1e3153.jpg

Kebutuhan konsumsi dalam rumah tangga, merupakan faktor pendorong ekonomi untuk berkembang. Peningkatan kebutuhan masyarakat China mampu mendobrak dan mengangkat ekonomi negaranya. Namun perang dagang yang dilakukan dengan Amerika sudah terlihat dampak tekanan terhadap perekonomian di China. Seperti merosotnya penjualan mobil yang menurun serta pelarangan oleh Amerika terhadap perusahaan teknologinya untuk menjual dan mengekspor teknologi dan komponen untuk gadget kepada China. Kehilangan kerjasama ekonomi China dan Amerika ini dapat membawa dampak buruk bagi perekonomian global. Hal ini disebabkan karena pembatasan tersebut telah mengganggu rantai pasokan domestik di seluruh dunia. Saat ini, China sedang fokus dalam mempertahankan dan mengembangkan kembali perkembangan ekonominya.

Dalam sebuah kawasan, ada juga perpecahan yang menyebabkan terbagi dua nya sebuah negara, seperti yang terjadi di Korea. Bagaikan langit dan bumi yang terjadi di Korea Utara dan Selatan. Korea memiliki sejarah yang buruk dengan terjadinya perang, antara Korea Utara dan Korea Selatan. kondisi perekonomian yang tidak berkembang mengalami peberubahan pada tahun-tahun belakangan ini. Korea Utara yang sibuk dengan pencitraan dirinya sebagai negara yang memliki kekuatan militer yang juga dengan mudahnya membuat kekacauan di dunia internasional dengan senjata nuklirnya, mampu membuat Korea Utara dipandang sebagai negara yang tidak bias diremehkan. Berbeda dengan yang terjadi di Korea Selatan. Ia mampu mendorong hegemoninya menuju perkembangan yang sangat pesat pula beberapa decade terakhir ini.

hallyu-korean-fever-2version-by-yukotvxq-d31398i-5d2bb3840d82301bdf3df568.png

Hallyu (Korean Pop Culture atau K-Pop) yang sempat tersisihkan dan dikesampingkan sebagai aset negara, mampu membuktikan dirinya sebagai senjata dalam melakukan perubahan politik dan ekonominya. Perusahaan dunia hiburan film dan musiknya mampu menghantarkan perkembangan Korea Selatan. Saat ini K-Pop ini sendiri mendapatkan dukungan penuh dari pemerintahnya, karena dengan hal ini pemerintahan Korea Selatan mampu melakukan diplomasi dengan baik dan mendapatkan keuntungan dalam berbagai hal, baik itu secara ekonomi maupun politik internasional.

Di Indonesia sendiri, sosial, ekonomi dan budayanya mengalami perkembangan, perubahan ekonomi dan politik yang semakin matang dapat dirasakan oleh Indonesia. Batik, angklung dan gamelan sudah menjadi ciri khas Indonesia di mata dunia. Disamping itu, sebagai negara kepulauan, banyak pantai dan pulau di Indonesia yang menjadi destinasi tempat wisata bagai penduduk asing yang datang.

belajar-membatik-5d2bb4f8097f363c23487ff4.jpg

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang dilaksanakan di Jepang pada bulan Juni 2019 lalu, kerjasama Indonesia dengan negara lainnya  diharapkan dapat membuat perkembangan bagi seluruh negara yang tergabung dalam G-20 ini. Dengan China, kerjasama Indonesia makin terjalin dengan baik, seperti perencanaan atau langkah-langkah yang akan diambil agar saling meningkatkan nilai ekonomi dan menguntungkan serta memperkecil defisit perdagangan bagi keduanya. Perihal perang dagang yang dilakukan China dan Amerika, Indonesia sendiri merasa khawatir akan dampaknya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline