Karya: Gutamining Saida
Sejak dulu, saya selalu memendam mimpi yang tampak sederhana namun penuh makna yaitu memiliki sebuah buku yang di covernya tertera nama saya sebagai penulis. Bagi sebagian orang, mungkin ini hanya keinginan biasa. Namun bagi saya, itu adalah impian besar yang sudah tertanam sejak lama. Setiap kali memegang sebuah buku, saya selalu membayangkan bagaimana rasanya jika nama saya terpampang di sana. Bagaimana rasanya melihat nama itu dicetak rapi di sampul, lalu dibuka dan di setiap halaman terdapat hasil karya pikiran, perasaan, dan pengalaman saya sendiri.
Perjalanan saya menuju mimpi itu tidaklah mudah. Seperti halnya mimpi-mimpi besar lainnya, butuh waktu, usaha, dan tentu saja, kesabaran. Saya mulai menulis sejak usia muda, namun tulisan-tulisan saya dulu hanya berakhir di lembaran-lembaran kertas sebagai catatan pribadi yang jarang dilihat orang lain. Saya menulis cerita, hingga catatan harian tentang kehidupan sehari-hari. Meskipun hanya untuk diri sendiri, setiap tulisan itu adalah langkah kecil menuju mimpi besar saya.
Seiring berjalannya waktu, saya mulai berpikir lebih serius tentang impian itu. Saya ingin tulisan saya tidak hanya menjadi kenangan yang tersimpan dalam buku harian atau lembar-lembar kertas yang mungkin suatu hari hilang. Saya ingin menulis sesuatu yang bisa dibaca orang lain, sesuatu yang bisa meninggalkan jejak. Terutama bagi keluarga saya. Saya ingin cucu-cucu saya kelak bisa membaca tulisan-tulisan saya, mengenal siapa saya melalui kata-kata yang saya tulis.
Ada satu hal yang sangat penting bagi saya dalam menulis yaitu sebuah warisan. Saya ingin tulisan saya menjadi warisan bagi generasi mendatang, terutama cucu-cucu saya yang mungkin tidak sempat mengenal saya secara langsung. Mungkin di masa depan, ketika saya sudah tiada, mereka bisa membuka buku saya dan mengetahui siapa saya. Mereka bisa membaca pengalaman hidup saya, pemikiran-pemikiran saya, dan bagaimana cara saya memandang dunia. Lewat tulisan, saya ingin tetap hidup di dalam hati mereka, meskipun fisik saya tidak lagi ada.
Mimpi saya semakin besar. Saya tidak hanya ingin menulis untuk diri sendiri, tetapi saya ingin tulisan saya mampu menginspirasi orang lain, terutama cucu-cucu saya. Saya ingin mereka tahu bahwa menulis adalah salah satu cara terbaik untuk mengekspresikan diri, untuk berbagi pengetahuan, perasaan, dan pengalaman. Saya ingin tulisan saya menjadi motivasi bagi mereka untuk selalu berusaha lebih baik dalam hidup, di zaman mereka nanti yang pasti penuh tantangan dan perubahan.
Namun, untuk mencapai impian itu, tentu banyak hal yang harus saya lalui. Saya harus mengasah kemampuan menulis saya, belajar dari kesalahan, dan terus memperbaiki diri. Saya bergabung dengan komunitas penulis, membaca buku-buku dari penulis-penulis hebat, dan tak henti-hentinya mencoba menulis berbagai macam topik. Setiap kali ada kesempatan, saya ikut dalam lomba menulis atau mengirimkan tulisan saya ke media. Terkadang, saat lomba membuat puisi saya menang, tetapi lebih sering kalah. Namun, saya tidak pernah menyerah. Bagi saya, setiap kegagalan adalah pelajaran berharga untuk terus berkembang.
Akhirnya, setelah melalui berbagai tantangan dan rintangan, saya berhasil menulis sebuah buku. Rasanya sulit dijelaskan dengan kata-kata. Ketika pertama kali melihat buku itu terbit, dengan nama saya tertulis di sampulnya, ada kebahagiaan yang tak terhingga. Saya merasa sangat bangga, bukan hanya karena berhasil menerbitkan sebuah buku, tetapi karena ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Ini adalah awal dari warisan yang ingin saya tinggalkan.
Setiap kali saya membayangkan cucu-cucu saya membaca buku itu, hati saya dipenuhi rasa haru. Mereka mungkin tidak akan sempat mengenal saya secara langsung, tetapi mereka akan mengenal saya melalui tulisan-tulisan saya. Mereka akan tahu apa yang saya rasakan, apa yang saya pikirkan, dan bagaimana cara saya menjalani hidup. Dan semoga, melalui tulisan itu, mereka bisa mendapatkan inspirasi untuk menjalani hidup mereka dengan lebih baik.
Menjadi penulis bukanlah perjalanan yang singkat, tetapi setiap langkah yang saya ambil membawa saya lebih dekat kepada tujuan itu. Dan saya bangga bisa mengatakan bahwa mimpi saya kini bukan lagi sekadar angan-angan. Saya sudah menapaki jalan menuju tujuan tersebut, dan saya siap untuk terus melangkah lebih jauh, meninggalkan jejak melalui kata-kata yang akan abadi.