Malam hari itu, seperti ada yang aneh. Bebunyian bagai hilang ditelan bumi, anjing dan kucing jalanan bersembunyi ketakutan, bahkan udara seperti enggan dihirup.
Malam hari itu, padahal seperti tidak ada yang aneh. Ibu-ibu bercanda sepanjang perjalanan pulang setelah Tarawih, tukang nasi goreng sedang kewalahan melayani banyaknya pesanan, dan bocah-bocah bermain petasan tanpa memikirkan hari esok.
Malam hari itu, aku jadi bingung sendiri. Kenapa semua orang melewatiku begitu saja? Biasanya mereka seminimal mungkin akan menyapaku. "Pak RT, mau ke mana?" yang menjadi andalan mereka. Tapi sekarang, jangankan menyapa, dari seberang jalan saja mereka seperti bingung melihatku.
Malam hari itu, aku benar-benar tidak paham apa yang sedang terjadi. Sebagai penggemar film horror, aku berpikir apakah aku sudah mati? Dan, sekarang ini aku sedang bergentayangan? Tapi, itu tidak menjelaskan kenapa mereka masih bisa melihatku. Kalau pun mereka bisa melihat arwahku, reaksi mereka seharusnya ketakutan, terkejut, bukannya bingung dan menjaga jarak denganku.
Malam hari itu, aku menghubungi semua kontak yang ada ponselku. Tidak peduli masih sering ngobrol atau tidak, semua kuhubungi. Dan semua memberikan jawaban yang sama, "Jono yang mana, ya?". Kalau orang yang pernah satu lingkungan denganku tapi tidak dekat berkata seperti itu, masih bisa kumaklumi. Lho ini? Teman dekatku, gebetan, bawahan, bahkan istriku sendiri! Sudah jelas ada sesuatu yang salah.
Malam hari itu, kucoba mengingat apa yang terjadi sebelum aku terbangun di gang depan (yang seharusnya) rumahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H