Lihat ke Halaman Asli

Gusti Kresna Wisnusiwi

...still trying to find God in all things.

Melawan Kedangkalan dengan Kemendalaman

Diperbarui: 22 Mei 2023   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia telah melintasi sekian zaman. Manusia selalu bisa mempertahankan keberadaannya sejak zaman purba hingga zaman modern. Berbagai dinamika perkembangan zaman telah dilalui. Manusia semakin berkembang, baik secara akal maupun tindakan. 

Mereka mulai berinovasi dengan merakit dan membuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, baik kebutuhan kelompok maupun kebutuhan pribadi. Semakin ke sini akal manusia semakin berkembang. Akal manusia semakin kreatif dan semakin besar rasa ingin tahunya. Perkembangan akal manusia itulah yang mendorong manusia untuk menciptakan teknologi-teknologi untuk membantu mereka dalam memecahkan masalah sehari-hari. Semakin lama teknologi-teknologi yang dihasilkan pun semakin banyak karena kehidupan manusia semakin hari semakin kompleks, dinamis, dan majemuk.  Manusia masa kini merupakan manusia yang lebih maju daripada manusia masa sebelumnya.

Inovasi-inovasi dan teknologi-teknologi yang dihasilkan manusia tersebut menimbulkan perubahan-perubahan zaman. Inovasi yang dihasilkan sedikit banyak mempengaruhi aspek-aspek kehidupan manusia. Banyak alat zaman konvensional yang sekarang sudah tidak lagi relevan untuk digunakan. Segala aspek dalam hidup manusia pasti sudah dipengaruhi oleh zaman modern. Semuanya berubah karena kehidupan ini sangat dinamis. 

Salah satu aspek yang terpengaruh dan berubah adalah aspek interaksi-komunikasi.  Pada masa konvensional, orang-orang yang hendak berkabar dengan kerabat harus menuliskan sebuah surat lalu dikirimkan kepada kantor pos. Pengiriman tersebut tidak hanya sehari atau dua hari. Pengiriman surat tersebut bisa memakan waktu satu bulan baru bisa diterima oleh kerabat yang dituju.

Berbagai aspek kehidupan telah dimodernisasi. Modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, di mana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Manusia melakukan perubahan-perubahan tersebut untuk menyejahterakan dirinya dan/atau kelompoknya sendiri. 

Manusia - dengan segala teknologi yang diciptakannya - mulai membangun peradaban baru. Berbagai alat-alat berteknologi tinggi mulai bermunculan 50 tahun belakangan, misalnya komputer, gawai, dan lain-lain. Menurut Hegel, manusia adalah subjek, di mana ia tidak hanya hadir dalam dunia, tetapi manusia hadir secara sadar. Dengan demikian manusia berefleksi, berpikir rasional, dan berpikir kritis secara bebas, sehingga berbagai terobosan baru pun berhasil diciptakan. Pola pikir manusia yang rasional dan kritis semakin ke sini semakin berkembang. Justru hal itu menjadi suatu masalah baru dalam peradaban.

Rasionalisme otak manusia membuat manusia itu sendiri memikirkan, membayangkan, dan memecahkan masalah menggunakan rasio atau akal budi. Semua hal dirasionalisasi, padahal tidak semua hal bisa dirasionalisasi. Misalnya, pertolongan Allah kepada manusia. Menurut Peter L. Berger, modernisasi tidak lebih dari  ideologi untuk menutupi imperialisme, eksploitasi, dan ketergantungan. Pernyataan Peter L. Berger diperkuat oleh bukti bahwa bangsa barat yang mendominasi teknologi mulai menjalin relasi dengan bangsa timur -- yang mereka sebut negara berkembang. Semua hal dihubungkan dengan rasio.

Rasionalisme manusia semakin ke sini semakin berkembang. Manusia menjadi subjek modernisasi itu sendiri. Menurut Hegel, manusia tidak hanya hadir di dunia, tetapi hadir secara sadar, berefleksi, dan berpikir kritis secara bebas. Perkembangan pola pikir manusia yang kian berkembang itu menjadi suatu masalah tersendiri. Setidaknya ada dua masalah besar yang berpengaruh langsung ke dimensi pikir dan karakter manusia, yaitu kedangkalan pola pikir dan  karakter individualisme. Kelahiran modernisasi membuka pintu informasi dengan lebih lebar. Informasi-informasi dari berbagai jenis dan kategori itu pun tumpah ruah di media-media massa. 

Sekarang ini suatu informasi dipandang karena muncul ke khalayak dengan cepat. Padahal belum tentu informasi yang cepat tersebar itu mengandung kebenaran. Manusia berlomba-lomba menjadi yang pertama dalam menyebarkan berita, tanpa menyaring informasi tersebut terlebih dahulu. Selain itu, manusia sering terlibat perkelahian yang tidak penting dengan sesamanya karena suatu informasi yang tidak benar. Sedangkal itu pola pikir manusia era modernisasi.

Masalah yang kedua adalah individualisme. Istilah individualisme pertama kali digunakan oleh seorang penyintas Revolusi Prancis bernama Alexis de Tocqueville. Menurut de Tocueville, individulisme adalah terisolasinya individu dari masyarakat. Terisolasi di sini berarti manusia itu hanya berkutat pada dirinya sendiri, memandang sesuatu secara egosentris, dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Konteks Revolusi Prancis dari de Tocqueville rasa-rasanya masih relevan dengan konteks masa sekarang.

Hadirnya teknologi komunikasi menjadi suatu belenggu tersendiri bagi manusia. Sekarang manusia fokus pada gawai atau laptop masing-masing. Gawai atau laptop rasa-rasanya sudah menjadi dunianya manusia. Manusia menjadi tidak peduli pada apa yang terjadi di sekitarnya, karena ia hanya fokus pada dirinya. Konsep kerja sama juga mulai ditinggalkan oleh manusia sekarang, karena mereka merasa lebih nyaman melakukan pekerjaannya seorang diri.   

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline