Lihat ke Halaman Asli

Makna Seraya

Diperbarui: 2 Januari 2017   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menahan malu, namun terlampiaskan.

 

Tangis bahagia yang tak terduga

 

Membayangkan sebuah keindahan dimasa lalu.

 

Hari berganti hari, bulan berotasi.

 

Menaruh dari sebuah keindahan kala itu.

 

Merenung pilu, tapi tak semua mendengarkan

 

Seorang diri yang terabaikan.

 

Meratapi sebuah kesengsaraan yang mungkin 

 

Menjadi sebuah keabadian.

 

Akankah seseorang mendengarkan?

 

Terdiam bosan hingga larut tiba.

 

Kesendirian yang mungkin tak terbalaskan.

 

Hujan tiba, mengguyur seluruh amarah,

 

Hujan tiba menutup sebuah kekosongan.

 

Seraya kotak kecil ini kosong, namun sebuah anugerah tiba

 

Membawa sejuta impian.

 

Kau, mungkin sebuah kontrol diri.

 

Kau, mungkin sebuah kebahagiaan


Dari segenap kesengsaraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline