Lihat ke Halaman Asli

Anak Dulu vs Anak Sekarang

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah kalian, saat kita masih kecil dulu ketika selepas pulang dari sekolah siang hari, orang tua kita menyuruh kita untuk tidur siang, dan melarang kita bermain di siang bolong. Namun bukannya malah tidur siang, kita malah kabur dari mama secara diam-diam untuk pergi bermain bersama teman-teman yang sudah menunggu di markas andalan. Permainan yang dimainkan kala itu sungguh beragam dan punya musim. Permainan yang ada musimnya yang banyak di mainkan anak-anak dulu adalah laying-layang, kelereng, wayang, permainan karet, monopoli, kwartet, gasing, tembak-tembakan yang dibuat dari bambu kecil, permainan galasin, itu merupakan sedikit dari banyaknya jenis permainan tradisional yang dulu menjadi hiburan bagi anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Sayapun dulu sering kali keluar rumah secara diam-diam pada siang hari yang panas demi bermain bersama dengan teman-teman, dan pulang ke rumah menjelang maghrib. Ketika sampai rumahpun, orang tua tidak hanya diam saja, melainkan sudah membawa senjata andalan untuk member efek jera kepada kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi mungkin pada dasarnya anak-anak memang tidak bisa diam melihat teman-temannya bermain di luar, sedang dia sendiri terkurung di dalam rumah, maka pelajaran yang diberikan orang tua kemarin seolah-olah masuk di telinga kanan, dan tidak sampai di dalam telinga, pelajaran itu kembali keluar melalui telinga kanan juga, artinya sama sekali tidak didengarkan dan di resapi, dan pergi lagi untuk bermain hingga waktu menjelang maghrib. Begitu seterusnya sehari-harinya saya pada masa kanak-kanak dulu bermain dengan teman sebaya. Walaupun dulunya nakal, akan tetapi dengan bertambahnya usia, seseorang akan menjadi lebih dewasa dan mengetahui mana yang baik dan buruk untuk dilakukan. Wajarlah anak-anak untuk bermain pada seusianya, karena itu merupakan naluri alamiah seorang anak. Dari situ juga kita memiliki cerita kepada anak-cucu kita bahwa masa kecil yang pernah kita lalui sangat seru dan dijadikan pelajaran hidup.

Namun coba kita lihat anak-anak di jaman sekarang. Saya dan teman-teman di kampus sering kali membahas masalah ini, dimana susah sekali kita mendapati anak kecil sekarang yang memainkan permainan-permainan seperti yang kita mainkan saat kita kecil dulu, terlebih lagi di kawasan perkotaan. Bagaikan langitdan bumi, anakn kecil jaman sekarang seolah sudah kecanduan dengan teknologi yang berkembang dengan pesatnya. Sudah sangat jarang bahkan tidak ada lagi kita temukan laying-layang yang mengudara di langit pada siang hari ketika musim layang-layang tiba. Sudah jarang sekali kita dapati anak-anak berkumpul di suatu halaman dan bermain kelereng. Anak sekarang lebih senang duduk manis di depan computer/gadget dan memainkan berbagai aplikasi permainan yang hanya membutuhkan jari untuk bergerak. Orang tua juga secara sadar tidak sadar membelikan gadget untuk anaknya dengan tidak mempertimbangkan untung rugi dan kesehatan anaknya. Malahan kebanyakan orang tua bangga ketika anaknya yang masih kecil sudah dapat mengotak-atik HP/gadget dengan lincahnya, dibilang pintarlah, atau apalah. Sangat berbeda dengan kita dulu yang bermain dengan berlari-larian, dan mengeluarkan banyak keringat.

Namun persepsi seperti itu sangat salah besar. Justru dengan membelikan anak game canggih, seakan orang tua membatasi anaknya untuk berkembang dalam sosialnya, karena dengan adanya game di tangan, sang anak otomatis akan duduk diam di rumah, dan tidak keluar untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Selain itu, dampak terhadap kesehatan jugaakan menghantui. Karena seperti yang kita tahu, peralatan semacam HP/gadget atau sejenisnya mengandung radiasi yang dapat merusak kesehatan. Apalagi bila sampai di mainkan berjam-jam berdekatan dengan tubuh manusia. Dan lagi karena terlalu lama berdiam pada posisi yang sama, anak menjadi kurang aktifitas dan mengeluarkan energy. Obesitaspun dapat mengancam anak tersebut. Sudah jelas akan ada gangguan kesehatan nantinya. Mungkin tidak sekarang, tetapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti.

Oleh karena itu, orang tua diharapkan agar lebih bijaksana dalam menyenangkan buah hati, dan membebaskannya untuk bermain di usianya. Hilangkan sikap terlalu protektif terhadap anak, karena apabila terlalu diawasi, anak nantinya tidak kebal baik di lingkungan sosialnya maupun kesehatannya. Dan ada baiknya lagi apabila permainan tradisional yang menjadi permainan kita masa kecil dulu kembali di lestarikan agar anak sekarang tidak melupakan budaya asli kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline