Lihat ke Halaman Asli

"Asal Mula Ritual Pelaksanaan Upacara Ngaben Umat Hindu Di Bali" Benarkah Upacara Ngaben banyak orang menyebutkan bahwa upacara itu boros?

Diperbarui: 16 Desember 2021   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Upacara Ngaben-Pitra Yadnya"

Upacara Ngaben merupakan upacara yang dilakukan dengan ritual pembakaran jenazah/kremasi yang termuat dalam upacara Pitra yadnya Umat Hindu di Bali.

Tadisi ngaben Umat Hindu di Bali adalah pelaksanaan upacara yang dilaksanakan untuk memulangkan atau mengembalikan Atma/roh leluhur, yang dapat diartikan dalam Bahasa Bali sebagai Pelebon yaitu ke tempat asalnya.

Palebon terdapat dari kata lebu yang diartikan sebagai tanah prathiwi.
Palebon adalah membuat Jenazah menjadi abu/tanah (prathiwi).  Prosesi menjadikan tanah ini dilakukan dengan cara membakar jenazah. agama Hindu menyebutkan dengan istilah yang namanya "Ngaben" dan menanam ke dalam tanah yaitu "Metanem".

Ritual Upacara pembakaran Jenazah ini yang dilaksanakan umat Hindu diBali bermakna kan sebagai simbol untuk menyucikan roh-roh orang-orang yang telah meninggal dunia dengan menggunakan ritual pengabenan yang dilakukan dengan membakar jenazah menggunkan Api.

Apakah Upacara Ngaben itu boros dan Haruskah Upacara Ngaben bagi masyarakat Hindu itu dilakukan untuk orang yang sudah meninggal?

Sebenarnya hal ini kembali lagi pada ajaran agama Hindu. Umat Hindu mempunyai bekal sabdha yang menjadi timbulnya hutang.
Karena dalam ajaran agama Hindu, Manusia mempunyai hutang dimasa hidupnya. Dalam ajaran Agama Hindu memiliki konsep atau filosofi yang disebut Tri Rna. “Tri” artinya tiga dan “Rna” artinya hutang.

Jadi, Tri Rna adalah tiga hutang yang harus dibayar oleh manusia Hindu,  dalam ajaran agama Hindu terdapat Yadnya.
Yadnya adalah korban suci yang tulus ikhlas, tanpa adanya pamrih.

Ritual upacara Ngaben termasuk dalam ajaran yadnya yaitu tergolong bagian pitra yadnya  dengan menjalani yadnya dengan tulus ikhlas tanpa adanya pamrih. Landasan dengan melakukan dan menjalani Yadnya dengan tulus ikhlas merupakan salah satu utama yang mempunyai makna untuk melunasi hutang manusia Hindu di dunia.

Pelaksanaan Upacara Ngaben, Upacara Atiwa-tiwa 

Kata "Atiwa-tiwa" berasal dari Ati yang artinya "berkeinginan", Awa yang artinya "terang" atau bersih. Jadi, Dapat diartikan Upacara Atiwa-tiwa adalah Keinginan melaksanakan pebersihan dan penyucian jenasah dan kekuatan Panca Maha buthanya.Nama lain Upacara Atiwa-tiwa disebut dengan upacara melelet atau upacara pengeringkesan.

Upacara pengeringkesan adalah upacara pebersihan dan penyucian secara awal pada jenasah dari kekuatan Panca Maha Butha. Disebut dengan Puja Pitara agar dapat  menciptakan kesucian Petra menjadi Pitara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline