Lihat ke Halaman Asli

Parodi Semrawut Sepakbola Indonesia (PSSI), Sebuah Konspirasi Besar

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Reformasi PSSI adalah semboyan untu menggulingkan PSSI rezim Nurdin Halid. Semua elemen sepak bola bersatu demi terciptanya reformasi di tubuh PSSI. Dan akhirnya, rezim Nurdin Halid resmi runtuh ketika komite normalisasi mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Solo beberapa waktu lalu dan inilah era rezim baru, rezim Djohar arifin husein. Harapan membumbung tinggi terhadap sosok ini yang menurut pandangan saya bodoh dalam hal sepak bola walaupun beliau seorang profesor.

Harapan yang dibebankan tidak sebanding dengan kebodohan yang dilakukan. Pertama, keika memecat sepihak Alferd Riedl dan menggantinya dengan Wim Risjbergen sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia dengan alasan yang dipaksakan ketika hanya selang beberapa hari sebelum menghadapi pertandingan kualifikasi Pra Piala Dunia.Walaupun sukses meloloskan Indonesia ke tahap selanjutnya dan permainanya tidak buruk - buruk banget. Tapi itu belum cukup untuk menjadikan Timnas Indonesia bermain seperti yang diharapkan oleh para pendukung Timnas. Itu membuat Timnas gagal meraih satupun kemenangan dalam kualifikasi PPD 2014. Bukan itu saja, emudian tidak memasukan pemain - pemain ISL dalam laga terakhir PPD 2014 dan akhirnya menerima tamparan keras dengan kekalahan 10 - 0. Sebenarnya memang yang terakhir itu sesuai dengan perintah FIFA, tapi malaysia masih bisa menggunakan Safee Sali yang juga bermain di kompetisi ISL.

Kedua, belum selesai polemik di Timnas, Program liga Indonesia yang seharusnya sudah berjalan menjadi amburadul karena lagi - lagi ketua PSSI memaksakan menggelar kompetisi Indonesia Premier League (IPL) yang sebelumnya menjadi tandingan PSSI. Belum lagi ada tambahan tiket gratis untuk 6 tim yang sekali lagi dipaksakan untuk masuk IPL termasuk PERSIBO Bojonegoro yang menjadi tim kebanggaan kota saya, Bojonegoro. Meskipun dalam situasi ini Persibo di untungkan, tapi sebagai Boromania (sebutan suporter Persibo) jujur saya juga menentang keputusan ini.

Mungkin ini dikarenakan Djohar Arifin adalah boneka dari seorang Arifin Panigoro, seorang yang dilarang FIFA untuk mencalonkan diri sebagai ketua PSSI . Sekarang kita tahu para pendukungnya yang jadi anggota exco (mantan) malah membuat PSSI tandingan Lucu dan aneh.

Kini Menegpora sudah tidak lagi memberi dana kepada PSSI setelah kekalahan yang sangat menghacurkan negri ini. Tapi disini lagi-lagi Seoran Arifin Panigoro kembali menjadi "pahlawan" dengan rencananya yang akan mendanai seluruh kegiatan PSSI. Begitu juga ketika pertemuan - pertemuan yang dilakukan PSSI selalu bertempat di kediaman Arifin Panigoro. Siapa ini Arifin Panigoro, mengapa selalu ikut dan berperan besar dalam kegiatan PSSi. Siapa juga sebenarnya yang menjabat ketum PSSI, Arifin atau Djohar?. Kalua Djohar mengapa seolah dia ada di bawah kendali seorang Arifin Panigoro.

Setelah kekalahan memilukan, Djohar pun bertingkah laigi dengan menyebut pemain timnas senior yang dulu adalah MAFIA. Ini apa maksutnya pof??. Namun apakah seorang profesor tidak punya cukup harga diri untuk membuat - buat kesalahan, ditentang oleh banyak pihak, dicemoh, dan akhirnya (mungkin) akan bernasib sama dengan Nurdin Halid. Apakah masih ada seseorang yang mau dihujat demi orang lain,tanpa sebab - sebab??. Saya ingat sosok Itachi Uchiha dalam serial komik Naruto yang rela menjadi musuh desanya dan terlebih lagi adiknya juga ikut menghujat demi nama dan martabat desa itu sendiri. Tapi ini berbeda, antara Itachi dan Djohar. Kalau Itachi dalam kisah Naruto rela membunuh semua keluarganya dan harga dirinya terinjak demi martabat desanya tapi seorang Djohar (mungkin) demi uang yang akan diberikan oleh Arifin Panigoro setelah dia dilengserkan melalui KLB yang sudah mulai digembor - gemborkan oleh para angota exco. Kalau itu memang benar, alangkah busuknya seorang yang rela merendahkan dirinya hanya dengan mengharap imbalan.

Semoga semua yang saya tuliskan di sini tidak terbukti, dan semoga bapak prof. Djohar Arifin Husein memang seorang yang berkakapabilitas menjadi ketua PSSI. Semua ini demi kemajuan sepak bola Indonesia, kami pecinta bola Indonesia tidak akan berhenti berbuat sesuatu demi kemajuan sepak bola Indonesia.

INDONESIA JUARA, INDONESIA BISA!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline