Lihat ke Halaman Asli

Inovasi Baru di Tengah Pandemi

Diperbarui: 30 Oktober 2020   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Di tengah pandemi COVID-19 yang masih tersebar, kita semua diuji untuk dapat bertahan. Berbagai bidang merosot akibat dampak dari pandemi, khususnya dalam bidang ekonomi. Tempat Wisata, Restoran, sampai pusat perbelanjaan yang biasanya ramai kini terlihat sepi karena mengikuti anjuran membatasi kegiatan di luar rumah. Banyak masyarakat Indonesia terkena PHK, Pemutusan Hubungan Kerja. Hal ini mengakibatkan penghasilan masyarakat terganggu.

              Selama menjalankan aktivitas di rumah, banyak masyarakat yang bosan di dalam rumah karena tidak memiliki kegiatan. Menahan diri untuk tidak keluar rumah dan bertemu dengan teman-teman atau keluarga memang sangat sulit dilakukan agar terhindar dari virus corona. Terlebih bagi kalangan anak muda yang biasanya selalu bertemu dengan teman-temannya, keluar rumah untuk bersantai atau mengikuti konser, dan banyak acara yang sebenarnya sudah direncanakan. Hal ini membuat sebagian dari mereka tidak betah berada di dalam rumah.

              Melihat kenaikan masyarakat yang terinfeksi COVID-19, masyarakat ditantang untuk dapat bertahan di tengah pandemi dengan ide-ide baru atau mungkin dapat menemukan hobi baru yang belum pernah kita lakukan.

Meski COVID-19 memberi dampak buruk bagi masyarakat, namun saat ini muncul usaha-usaha kecil yang ternyata membuahkan penghasilan. Adanya teknologi yang semakin canggih, bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan usaha seperti sosial media Instagram yang memunculkan banyak peluang usaha baru. Terutama anak muda yang saat ini berlomba-lomba membuat usaha kecil dari rumah kemudian meminta pembeli membuat testimoni agar dagangan miliknya semakin laris

Biasanya kalangan anak muda ini menjual berbagai jenis makanan yang sedang viral, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Youtube juga menjadi manfaat pengusaha makanan untuk mencari ide atau resep makanan baru yang mudah dibuat namun menghasilkan keuntungan besar ketika dijual.

Salah satunya Elizzabeth Dicy Tendean, mahasiswa Universitas Bunda Mulia di Serpong yang memulai bisnisnya di tengah pandemi. Wanita yang berusia 21 tahun ini memiliki dua bisnis sekaligus yaitu jasa titip pakaian branded dan makanan viral, Spaghetti Brulee. Awalnya mahasiswa ini hanya melihat-lihat di Instagram lalu menemukan foto makanan Spaghetti Brulee yang membuatnya lapar. Kemudian Elizzabeth mulai mencari resep dan memasak. Menurutnya, rasa makanan yang dibuatnya itu enak di lidah.

              "Itu makanan kesukaan aku, sebenarnya itu makanan favorit aku banget. Terus aku lihat ini kayak inovasi baru karena belum pernah ada sebelumnya dan ini kayaknya enak banget brilliant sekali makanya aku coba bikin. Nah, makanan itu harus aku suka dulu baru dijual", kata Elizzabeth ketika diwawancarai melalui telepon.

              Remaja yang tinggal di Tangerang Selatan ini juga senang menjual kebutuhan wanita, seperti perawatan rambut dan wajah. Usahanya ini dilakukan dengan cara membuka pre order, sama seperti usaha jasa titip miliknya namun hanya dibuka pada saat terdapat sale di toko. Sedangkan usaha Spaghetti Brulee dikembangkannya melalui sosial media Instagram dengan nama akun @lizamasakapa. Elizzabeth juga mengatakan penghasilannya yang lumayan untuk ditabung.

Mahasiswa pemilik usaha kecil ini juga memberi tips dari marketing yang kadang kita terlalu lama memperbaiki brand dan memberikan tester yang dapat mengakibatkan kehabisan modal, seharusnya disamping tester tersebut kita juga menjalankan usaha dan tidak memusingkan branding karena akan berjalan dengan seiring waktu.

              Elizzabeth juga menyampaikan cara membuat bisnis baru yang dapat berjalan di masa pandemi untuk anak muda. Pertama, memiliki keniatan membangun usaha dan hindari rasa takut ketika mengeluarkan produk yang dimiliki seperti takut gagal, takut untuk mempromosikan dan lainnya karena kita tidak tau kecocokan kita pada usaha yang akan dijalani. Kedua, lebih melihat target dengan melihat keperluan yang ada disekitar kita dibanding mengutamakan keuntungan usaha. Ketiga, setelah melihat target sebaiknya mencari kelebihan maupun kesukaan dalam bidang apa kemudian dikreasikan dalam usaha tersebut. Intinya, tetap menyesuaikan apa yang kita sukai untuk dapat menyalurkannya ke bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline