Lihat ke Halaman Asli

Gustianna

MAHASISWA PENERIMA BEASISWA KIP KULIAH || STP TRISAKTI || S1 PARIWISATA 2021

Proses Pembuatan (Kabit) Busana Mentawai

Diperbarui: 4 Juni 2022   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo Guys! Saya Gustianna,Mahasiswa Dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta Dan Saya Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah. Kali ini,Saya akan berbagi tentang Proses pembuatan (Kabit) Busana mentawai.

Selamat membaca!

Berbicara dengan pakaian adat,Suku mentawai mempunyai beberapa pakaian khas yang unik,salah satunya yakni KABIT. Kabit merupakan busana khusus untuk laki-laki yamg di mana bahan dari pakaian ini di ambil dari kulit kayu atu dalam bahasa mentawai (Baiko),keunikan dari pakayan ini yaitu dibuat tanpa jahitan benang sama sekali.berikut beberapa proses pembuatan Kabit

1.Memilih pohon(baiko)

 pohon yang akan di pilih harus berukuran besar supaya kabit yang di hasilkan jugak besar,selanjutnya pohon baiko yang di pilih di bersihkan terlebih dahulu dari rantingnya sesudah itu di bentuk sayatan sepanjang tiga meter mengunakan parang,kemudiankulit pohon di lepaskan perlahan-lahan dari batangnya.

2.Memisahkan bagian luar dan dalam kulit 

pada proses ini di lakukan pemisahan antara bagian luar dan dalam kulit baiko karena yang di ambil hanyala bagian kulit dalam  pohon baiko saja.

3.Pelembutan kulit kayu

pada tahap ini kulit kayu yang di pilih akan di pukul-pukul menggunakan alat hingga getah pohon keluar dan mengubah warna menjadi kemerah-merahan,setelah itu kulit kayu tersebut di cuci hingga bersih dari getah dan di jemur hingga kering supaya nyaman dan tidak gatal saat di pakai.tekstur kayu sesudah proses ini akan menyerupai tekstur kain yang lembut dan tidak mudah robek.

 Cara menggunkan  menggunakan pakaian (kabit)sangatlah mudah,cukup di lilitkan saja di pinggang,cuma pakaian inilah yang akan di kenakan laki-laki di suku mentawai pada zaman dulu,tapi sekarang pakayan ini hanya sikerei yang mengenakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline