Lihat ke Halaman Asli

Jangankan Balasan, Tanggapan pun Tak Boleh

Diperbarui: 7 Desember 2015   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengira bahwa dia adalah orang terakhir yang akan singgah di hidupku sepertinya hanya mimpi. Karena sepandai apa pun kau menyembunyikan perasaanmu, lambat laun akan terlihat juga. 

Seakan tak percaya dia tega berbuat seperti itu berkali-kali aku meyakinkan perasaanku dengan selalu berfikir positif terhadapnya tetapi waktu memang tak bisa berbohong, takdir kini tak memihakku. 

Sakit itu pasti ada, coba saja kau bayangkan! Aku yang selama ini dekat dengannya, jalan dan makan bersama, tak ada satu hari pun yang aku lewatkan tanpanya. Apa tak cukup tuk membuat dia sadar ? Apa tak cukup untuk membuatnya mengerti ? Bahwa aku mencintainya bahkan teramat menyayanginya. 

Kerap kali dia membuatku ragu, bukan karena cintaku yang terlalu dangkal untuknya tapi karena aku takut dia tak bisa membalas cintaku ini. Aku tak tahu sampai kapan dia akan bersikap seperti ini, seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Tapi apakah salah jika aku terlalu berharap ? 

Terkadang aku ingin pergi saja dari hidupnya agar tak ada lagi setumpuk rasa gundah di pikiranku, agar aku tak merasa sedih lagi. 

Namun jiwa ini tak pernah bisa tuk pergi begitu saja, tuk rela meninggalkan dia yang ku impikan. 

Walaupun aku tahu jika aku tulus, aku tak harus mengharapkan apa pun darinya jangankan balasan, tanggapan pun tak boleh.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline