Lihat ke Halaman Asli

Resah Terik Sang Mentari

Diperbarui: 5 Mei 2023   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah terik mentari yang membakar,
Langit biru terlihat indah berkilauan,
Namun tubuhku berkeringat tak terhentikan,
Seperti sedang direbus dalam panci besar.

Air minum habis dalam sekejap mata,
Terik ini sungguh tak ada habisnya,
Bahkan rasa haus pun tak dapat terbayar,
Bila tak ada air, semua menjadi sia-sia.

Bunga-bunga di taman tampak layu berguguran.
Tak ada embun untuk menyejukkannya,
Hewan-hewan berkeliaran dengan lesu risau.
Seperti tak berdaya melawan teriknya sang mentari.

Kini kita rindukan hujan,
Yang dulu kita keluhkan saat turun,
Namun tak dapat dipungkiri lagi,
Bahwa hujan adalah anugerah sang Maha kuasa

Jakarta 05-05-2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline